Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Calvin Verdonk Cedera, Dipastikan Absen saat Lille vs Dinamo Zagreb di Liga Europa 2025-2026
Advertisement . Scroll to see content

Profil Ronny Pasla, Kiper Timnas Indonesia yang Gagalkan Penalti Pele

Senin, 24 November 2025 - 08:51:00 WIB
Profil Ronny Pasla, Kiper Timnas Indonesia yang Gagalkan Penalti Pele
Ronny Pasla dikenal sebagai kiper legenda Timnas Indonesia. (Foto: IST)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Profil Ronny Pasla, kiper Timnas Indonesia yang pernah menggagalkan penalti Pele, kembali menjadi perbincangan. Sang legenda meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta, Senin (24/11) dini hari WIB pada usia 79 tahun.

Kabar duka tersebut disampaikan oleh mantan striker Timnas Indonesia, Dede Sulaiman di salah satu grup whatsapp bola nasional. Dari informasi yang dia sampaikan, Ronny menghembuskan napas terakhir pada pukul 01.26 WIB. 

Jenazah Ronny rencananya disemayamkan di Gereja Evangelis, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Jenazah akan berangkat dari Pulomas sekitar pukul 10.00 WIB sebelum kemudian diantar menuju tempat peristirahatan terakhir. Prosesi pemakaman Ronny Pasla dijadwalkan berlangsung di Pemakaman Pondok Kelapa, Jakarta Timur, pada Selasa (25/11). 

Di balik kabar duka ini, publik sepak bola Indonesia kembali mengenang sosoknya bukan hanya sebagai mantan kiper tim nasional, tetapi juga sebagai legenda yang pernah menggagalkan penalti salah satu pesepak bola terbaik sepanjang masa, Pele.


Jejak Emas Ronny Pasla di Klub dan Timnas

Ronny Pasla lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 15 April 1947. Sejak muda, dia dikenal sebagai atlet serba bisa. Sebelum namanya harum di bawah mistar gawang, Ronny justru lebih dulu meniti jalur sebagai petenis dan sempat mewakili Sumatera Utara pada Pekan Olahraga Nasional (PON) VI tahun 1965. Jejak ini menunjukkan fondasi fisik dan disiplin yang kuat sejak awal perjalanan karier olahraganya.

Peralihan besar terjadi pada 1967 saat Ronny bergabung dengan PSMS Medan. Di klub besar berjuluk Ayam Kinantan tersebut, dia menemukan panggung utama sebagai penjaga gawang. Dengan postur 183 cm dan refleks yang mumpuni, Ronny cepat menjadi andalan di bawah mistar. 

Bersama PSMS, dia mengantar klub meraih gelar juara Perserikatan 1967 dan 1971, serta menjuarai Aga Khan Gold Cup 1967 di Bangladesh yang saat itu menjadi salah satu turnamen internasional bergengsi.

Pada 1973, Ronny melanjutkan kariernya ke Persija Jakarta. Di ibu kota, dia kembali menunjukkan kualitasnya sebagai kiper utama dengan membantu Macan Kemayoran menjuarai kompetisi Perserikatan 1975. Setelah periode bersama Persija, klub terakhir yang dia bela adalah Indonesia Muda Jakarta hingga akhirnya memutuskan pensiun dari sepak bola pada 1985, ketika dia berusia 38 tahun.

Di level internasional, Ronny Pasla menjadi salah satu penjaga gawang utama Timnas Indonesia pada era 1967 hingga 1979. Dia tercatat membawa Indonesia meraih gelar Turnamen Merdeka 1969, menjuarai Pesta Sukan Cup 1972, serta tampil sebagai finalis King’s Cup 1968. Deretan capaian ini menempatkan namanya sebagai sosok sentral di bawah mistar tim Garuda selama lebih dari satu dekade.

Salah satu momen paling ikonik dalam profil Ronny Pasla terjadi pada 1972 ketika Timnas Brasil yang diperkuat Pelé datang bertanding ke Indonesia. Dalam laga yang berakhir dengan kekalahan 1–2 untuk Indonesia, Ronny berhasil menggagalkan eksekusi penalti Pele. Aksi langka tersebut membuat namanya melekat abadi dalam sejarah sepak bola nasional sebagai kiper Timnas Indonesia yang pernah menahan penalti sang legenda dunia.


Dari Penalti Pele ke Lapangan Tenis 

Usai menutup karier sebagai pesepak bola profesional, Ronny tidak benar-benar meninggalkan dunia olahraga. Dia kembali ke kecintaan lamanya, tenis lapangan, dan mendirikan Velodrome Tennis Club di Jakarta. Di sana, dia aktif sebagai pelatih tenis dan berkontribusi melahirkan banyak pemain muda, memindahkan disiplin dan etos kerjanya dari lapangan sepak bola ke lapangan tenis.

Dalam kehidupan keluarga, meski tidak ada anaknya yang meneruskan jejak sebagai pesepak bola, sebagian mengikuti langkah Ronny di cabang tenis. Fakta ini menunjukkan bagaimana budaya olahraga tertanam kuat di keluarga Pasla, serta bagaimana pengaruh Ronny melampaui satu cabang olahraga saja.

Sepanjang karier, Ronny Pasla juga mengantongi sejumlah penghargaan penting. Dia pernah dinobatkan sebagai Atlet Terbaik Nasional pada 1972 dan menerima gelar Penjaga Gawang Terbaik Nasional pada 1974. Pada 1967, Ronny juga dianugerahi predikat Warga Utama Kota Medan sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya terhadap olahraga dan daerah asalnya.

Warisan Ronny Pasla bagi dunia olahraga Indonesia bukan hanya berupa trofi dan medali. Dia dikenang sebagai sosok yang disiplin, rendah hati, dan berdedikasi tinggi, baik ketika memperkuat PSMS, Persija, Timnas Indonesia, maupun saat mendidik atlet tenis di kemudian hari. Dari menahan penalti Pele hingga melatih generasi baru, perjalanan Ronny memberikan inspirasi lintas generasi bagi atlet-atlet muda Tanah Air.

Kepergian Ronny Pasla meninggalkan duka sekaligus pengingat akan besarnya peran dia dalam sejarah sepak bola Indonesia. Profil Ronny Pasla akan terus disebut setiap kali publik menengok kembali deretan kiper terbaik yang pernah dimiliki Timnas Indonesia, sementara kisah keberhasilannya menggagalkan penalti Pele tetap menjadi salah satu bab paling berharga dalam cerita panjang olahraga nasional.

Editor: Abdul Haris

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut