Rizky Ridho Buka Suara usai Gagal ke Piala Dunia 2026, Bawa-Bawa Pergantian Pelatih Timnas

SURABAYA, iNews.id - Bek Timnas Indonesia Rizky Ridho buka suara usai gagal lolos ke Piala Dunia 2026. Pemain Persija Jakarta itu juga menyinggung soal pergantian pelatih Garuda dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert.

Harapan besar masyarakat Indonesia untuk melihat Timnas Indonesia tampil di Piala Dunia 2026 harus kandas. Mimpi yang sudah di depan mata itu sirna setelah Skuad Garuda gagal lolos dari putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Baca Juga

Rahasia Kebangkitan PSIM Yogyakarta saat Hadapi Dewa United

Salah satu pilar utama tim, Rizky Ridho, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas kegagalan ini. Meski begitu, dia menegaskan tim akan melakukan evaluasi demi masa depan yang lebih baik.

“Tentu semua kecewa enggak bisa ke Piala Dunia, ini mimpi kita semua,” kata Rizky Ridho di Surabaya, dikutip Senin (20/10/2025).

Indonesia Terpuruk di Grup B, Kluivert Gagal Bawa Garuda Terbang

Di ronde keempat, Indonesia menjadi juru kunci Grup B, tanpa satu pun poin setelah menelan kekalahan dari dua raksasa Asia: Arab Saudi dan Irak.

Padahal, ini adalah kali pertama Timnas sedekat ini dengan Piala Dunia—namun hasil buruk di fase penting justru menjadi akhir dari perjuangan panjang yang dimulai sejak babak pertama kualifikasi.

“Dari awal sudah bekerja keras dengan ganti pelatih, banyak pemain datang, banyak pemain baru, dan ya kita gagal. Kami akan evaluasi,” ujarnya. 

PSSI Resmi Akhiri Era Patrick Kluivert

Kegagalan ini juga berbuntut panjang. PSSI telah mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert dan seluruh tim pelatih asal Belanda di berbagai level Timnas.

Hingga kini, PSSI masih belum mengumumkan siapa kandidat kuat pelatih baru untuk menakhodai Garuda di masa mendatang.

Kekecewaan dirasakan tidak hanya oleh para pemain, tapi juga seluruh pencinta sepak bola nasional. Pasalnya, sejak awal kualifikasi, Timnas Indonesia telah menunjukkan progres dan semangat tinggi.

Namun, hasil akhir menunjukkan bahwa evaluasi menyeluruh diperlukan, baik dari sisi teknis, taktik, hingga kepemimpinan.

Editor: Reynaldi Hermawan