Salah Besar! Asnawi Bukan Pemain Kesayangan Shin Tae-yong, Lalu Siapa?
JAKARTA, iNews.id - Ada yang beranggapan Asnawi Mangkualam adalah pemain kesayangan Shin Tae-yong. Ternyata anggapan tersebut salah besar.
Shin Tae-yong melatih Timnas Indonesia sejak 2020. Sejak saat itu pula Asnawi selalu mengisi posisi bek kanan atau wing back kanan.
Bahkan Sandy yang punya posisi yang sama dengan Asnawi kerap tersisihkan dari starting XI. Dari situ muncul anggapan jika Asnawi adalah anak emas Shin Tae-yong.

Tapi spekulasi tersebut dibantah dengan tegas mantan asisten Shin Tae-yong, Nova Arianto. Dia memastikan tidak ada istilah anak kesayangan di skuad Timnas Indonesia.
"Yang pasti saya bingung kalau ada orang menanyakan hal itu (Asnawi anak kesayangan). Coach Shin pasti punya pemikiran. Punya rencana taktikal apa yang akan dia buat. Dan dia butuh Asnawi, atau Sandy. Karena kedua pemain ini punya kualitas yang sama," kata Nova dikutip dari kanal Youtube Si Paling Timnas, Rabu (21/2/2024).
"Sandy punya pengalaman yang cukup baik di luar. Asnawi juga selama di Korea sering bermain. Itu juga dasar pemikiran Coach Shin. Dia sempat ditaro di posisi stopper dan dia bermain sangat baik. Asnawi juga cukup baik bermain di bek kanan," ujar pria yang kini menjabat sebagai Pelatih Timnas Indonesia U-16 itu.
Nova memberikan contoh saat di Piala Asia 2023 yakni Sandy lebih banyak bermain ketimbang Asnawi. Padahal Sandy datang terlambat ke pemusatan latihan skuad Timnas Indonesia.
"Tapi pas persiapan di Turki Asnawi sempat cedera. Cedera itu membuat kondisi Asnawi belum pulih 100 persen. Tapi situasinya saat itu Sandy juga datang terlambat," tuturnya.

"Jadi situasinya bukan Coach Shin suka sama Asnawi, karena situasinya kan lawan Australia Asnawi enggak main. Karena kita selalu lihat, kalau kita pasang Asnawi pertandingan terakhir kurang maksimal. Akhirnya kita pake Sandy kita pake Elkan. Itu selalu menjadi perbincangan kami di coaching staf," ucapnya.
Kini Timnas Indonesia tengah bersiap menatap Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Skuad Garuda bentrok Vietnam dua kali pada 21 Maret dan 26 Maret.
Editor: Reynaldi Hermawan