Selain Persiapan Asian Games, Ini Tujuan Digelarnya Tsunami Cup
JAKARTA, iNews.id - Tim nasional Indonesia akan berlaga di Tsunami Cup 2-6 Desember mendatang. Turnamen invitasi ini diikuti tiga negara lainnya, yaitu Brunei Darussalam, Mongolia, dan Kyrgystan.
Turnamen yang akan diselanggarakan di Aceh itu menggunakan sistem setengah kompetisi atau round robin. Skuad Garuda akan menurunkan 25 pemain yang terdiri atas 3 pemain senior dan 22 pemain di bawah usia 23 tahun. Pasalnya, Pelatih Luis Milla akan menggunakan ajang ini sebagai persiapan jelang Asian Games, Agustus tahun depan.
Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang diwakili Sekretaris Jenderal Ratu Tisha Destria mengungkapkan tujuan turnamen tersebut itu di Kantor PSSI, Senin (27/11/2017) sore.
"Pada dasarnya seperti yang sudah dijelaskan, ini bagian persiapan Asian Games yang akan ditutup oleh Turnamen Tsunami Cup. Selain itu, kejuaraan tersebut akan dijadikan sebuah penghargaan dari PSSI untuk Provinsi Aceh," papar Tisha dalam jumpa pers.
Dia pun mengatakan alasannya mengapa memilih ketiga negara tersebut menjadi lawan, mengingat hanya Kyrgystan yang masuk kategori tangguh berkat posisinya di ranking 120 FIFA, jauh di atas Indonesia (154), berbeda dengan Mongolia (199) dan Brunei (190).
"Ini masalah penjadwalan tim yang bisa diundang. Tak semua negara yang kita undang bisa ikut bermain. Desember ini kita mix and match antara lawan peringkat atas dan juga di bawah," tambahnya.
Turnamen yang pertama kali diadakan itu pun tak akan memperoleh poin apapun dalam ranking FIFA, karena murni hanya berstatus friendly match.
"Ini friendly match. Tak ada FIFA match. Tidak masuk poin, mereka juga tidak ingin. Ini adalah solidarity game untuk menggaungkan sepak bola Aceh," ucapnya.
Untuk pemenang turnamen ini akan mendapatkan USD50.000,, Peringkat 2 USD25.000, tim fair play sebesar USD5.000, top skor USD2.500, dan Best Player USD2.500.
Ketua penyelenggara pertandingan, Muhammad Zaini Yusuf, mengatakan turnamen ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada dunia bahwa Aceh adalah tempat yang damai.
"Ada dua hal tujuan turnamen, yang pertama ingin membangkitkan sepak bola di Aceh, selain itu kami ingin membuktikan aceh itu aman untuk negara luar. Karena aceh terkenal konflik, kami harapkan event ini bisa menghapus anggapan itu," kata Zaini.
Editor: Abdul Haris