Shevchenko Cerita Tingkah Konyol Inzaghi Jelang Final Liga Champions 2003
MILAN, iNews.id - Striker legendaris AC Milan Andriy Shevchenko menceritakan tingkah konyol Filippo Inzaghi jelang final Liga Champions 2003. Begini kisahnya.
Kala itu I Rossoneri dijadwalkan bentrok Juventus di markas Manchester United, Old Trafford. Shevchenko melihat Inzaghi berlatih sendirian di lapangan hotel tempat mereka menginap pagi hari jelang laga.
Uniknya Inzaghi berlari membayangkan sedang mencetak gol plus melihat ke kanan dan ke kiri untuk mengecek wasit mengangkat bendera offside. Padahal tidak ada hakim garis di sana.
Barangkali Inzaghi sedang berlatih untuk lolos dari jebakan offiside dan mencetak gol. Tak heran jika pesepak bola yang akrab disapa Pippo itu selalu berhasil melakukannya.
“Pippo terobsesi dengan sepak bola. Pagi sebelum final, saya bangun dan melihat ke luar kamar," kata Shevchenko dikutip dari Corriere della Sera Magazine 7, Jumat (30/4/2021).
“Kami menginap di hotel dekat lapangan golf. Saya melihat seseorang berlari sendirian, membuat beberapa gerakan kemudian melihat sekeliling untuk melihat apakah wasit yang tak terlihat meniup peluit offside. Dia membayangkan sebuah gol. Orang itu adalah Pippo," ujarnya.
Milan akhirnya bisa angkat trofi Liga Champions 2003. Inzaghi dan Shevcenko tak mencetak gol. Mereka angkat piala setelah menumbangkan Juventus 3-2 via adu penalti.
Shevchenko berhasil menjadi penendang penentu kemenangan I Rossoneri. Mesin gol Ukraina itu mengarahkan bola ke kanan gawang. Sedangkan kiper Si Nyonya Tua Gianluigi Buffon bergerak ke arah berlawanan.
“Saya selalu memiliki keraguan tetapi tidak pernah takut. Saya memikirkan segalanya ketika saya akan mengambil penalti itu. Masa kecil saya di Chernobyl, teman-teman saya yang meninggal, semuanya. Saya berkata pada diri sendiri 'Jangan berubah pikiran setelah Anda memutuskan arah tembakan penalti'," kenangnya.
“Saya ingat meletakkan lidah di bibir. Saya menyadari mulut benar-benar kering. Saya menatap wasit karena suara bising fans menutupi suara peluit. Dia mengangguk pada saya, dan saya mulai. Saat bola setengah jalan, saya melihat Buffon bergerak ke arah yang berlawanan. Saya langsung paham semua ini sudah selesai. Semua kenangan itu akan terekam dalam ingatan selamanya," ucapnya.
Editor: Reynaldi Hermawan