Sosok Djunaidy Abdillah, Pemain Legenda Sepak Bola Indonesia Asal Lombok Pertama
JAKARTA, iNews.id - Salah satu pemain legenda sepak bola Indonesia yang menarik dibahas adalah Djunaidy Abdillah. Pemain legendaris yang berasal dari Lombok itu menjadi salah satu sosok yang mempunyai pengaruh besar dalam sepak bola Indonesia.
Pemain legenda asal Lombok, Nusa Tenggara Barat itu pernah menjadi Legenda Favorit dalam voting yang dilakukan oleh PSSI di Instagram resmi pada 2020 lalu. Ia digadang sebagai pemain asal Lombok pertama yang bergabung dengan Timnas Indonesia.
Dilansir iNews.id dari laman remsi PSSI, Senin (29/8/2022), Djunaidy Abdillah adalah pemain gelandang yang pernah bermain di klub-klub seperti Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya pada era 1960-an.
Djunaidy Abdillah adalah pemain kelahiran Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 21 Februari 1948. Sosok yang kini telah berusia 74 tahun itu telah memulai karirnya di dunia sepak bola melalui Diklat Salatiga pada tahun 1965.
Sosok seperti Oyong Liza dan Sartono Anwar adalah rekan seangkatan Djunaidy Abdillah saat ini. Kegigihannya dalam menggeluti permainan sepak bola berhasil menarik perhatian PSSI. Hal itu membuatnya berhasil dipanggil untuk masuk mengikuti pelatihan nasional Timnas Junior yang akan mengikuti kejuaraan Piala Asia Junior sata itu tahun 1967.
Dalam kompetisi tersebut, Indonesia berhasil sampai di babak final dan berhadapan dengan Israel yang ketika masih bergabung sebagai anggota federasi zona Asia.
Namun dalam pertandingan partai final itu Indonesia kalah melawan Israel dan hanya masuk dalam peringkat kedua. Djunaidy adalah salah satu pemain kunci yang berhasil membawa Tim Garuda meraih juara dua.
Keberhasilannya membawa Timnas Indonesia menjadi runner up level junior tahun 1968 itu membuatnya naik kelas ke Timnas senior pada tahun berikutnya. Salah satu kejuaraan tingkat senior yang sempat diikutinya adalah King’s Cup di Bangkok, Thailand.
Djunaidy dan punggawa Timnas yang lain berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Myanmar dengan skor 1-0. Karir Djunaidy bersama Timnas kemudian cemerlang dan berhasil mempersembahkan banyak trofi di tahun-tahun berikutnya.
Pengalaman paling berkesan yang pernah tercatat terjadi pada tahun 1975. Ketika mengikuti Pelatnas jangka panjang, Timnas Indonesia saat itu dilatih oleh Wiel Coerver.
Saat itulah Djunaidy semakin mendapatkan banyak ilmu dari mentornya tersebut dan membuat kemampuan dalam mengolah bola meningkat pesat.
Djunaidy dan kawan-kawan kemudian sempat berkesempatan melawan tim-tim Eropa, seperti Ajax Amsterdam dan Manchester United. Penampilan apik Djunaidy di atas lapangan hijau sangat impresif dan membuat Wiel Coerver terkesan.
"Djunaidy diberikan kesempatan melawan tim-tim Eropa, seperti Ajax Amsterdam dan Manchester United, hingga ditawari bermain untuk klub Eropa," tulis PSSI di laman resminya.
Sang pelatih kemudian menawarkan kesempatan baginya untuk bermain di klub Belanda, Go Ahead Eagles. Ketika itu, klub tersebut memang dengan naik dan dan merajai persepakbolaan Eropa.
Namun karena beberapa isu yang terjadi di pada tersebut, kepindahannya ke klub belanda itu batal terealisasi. Meski tidak merumput di Eropa, karirnya Djunaidy tetap cemerlang di klub domestik.
Hal itu dibuktikan Djunaidy ketika berhasil memberikan Piala Perserikatan bersama Persija dan Persebaya. Setelah gantung sepatu, Djunaidy diketahui sempat bekerja di Pertamina. Meski begitu, dia masih tetap aktif mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia.
Editor: Komaruddin Bagja