Terungkap! Timnas Inggris Libatkan Psikolog untuk Menangkan Adu Penalti di Euro 2024, Sudah Dipersiapkan 6 Tahun
DUSSELDORF, iNews.id – Timnas Inggris melibatkan psikolog untuk memenangkan setiap adu penalti, termasuk di Euro 2024. Konsep tersebut sudah dipersiapkan dalam enam tahun terakhir.
The Three Lions sukses melaju ke semifinal Euro 2024 setelah menang adu penalti kontra Timnas Swiss pada perempat final di Merkur Spiel-Arena, Dusseldorf, Sabtu (6/7/2024).
Dalam adu tos-tosan itu, kelima penendang Inggris semuanya berhasil memasukkan bola ke gawang lawan. Sebaliknya, algojo pertama Swiss, yakni Manuel Akanji gagal. Sehingga, Swiss tersingkir meski tiga penendang berikutnya berhasil menuntaskan tugasnya. Inggris menang 5-3.
Terungkap, ternyata Timnas Inggris sudah mempersiapkan lama momen tersebut. Pelatih Timnas Inggris Gareth Southgate terkenal sangat detail mempersiapkannya sejak enam tahun lalu.

Pada 2018, Inggris membentuk tim proyek penalti yang beranggotakan lima orang, termasuk Chris Markham, yang kini menjabat ketua pengembangan sepak bola Federasi Sepak Bola Inggris (FA).
Kemudian, tim tersebut menghubungi Geir Jordet, seorang psikolog olahraga Norwegia yang merupakan pakar terkemuka dalam tendangan penalti, yang dijuluki 'The Penalty Professor'. Markham dan timnya telah membaca buku Jordet berjudul “Tekanan: Pelajaran dari Psikologi Adu Penalti”, dan sangat tertarik untuk mengambil ide tersebut untuk Timnas Inggris.
Pengaruh Jordet terhadap perkembangan Inggris dari sana masih sangat kecil. Tetapi, tanda-tanda yang mereka pelajari dari buku tersebut terlihat pada adu penalti Inggris vs Swiss Sabtu malam lalu.
“Saya sangat terkesan mereka memulai proyek ini pada tahun 2018. Mereka mengambil langkah-langkah tersebut untuk mendapatkan kendali atas bagian permainan yang, bukan hanya orang Inggris tapi mungkin lebih dari orang Inggris lainnya, belum pernah benar-benar dianut sebelumnya,” tutur Geir Jordet kepada The Sun, dikutip Senin (8/7/2024).
“Apa yang mereka lakukan saat itu, saya sangat terkesan. Karena hingga hari ini, itu masih merupakan persiapan penalti paling ketat yang pernah saya lihat dilakukan oleh siapa pun.”
Inti dari kesuksesan penalti yang tertuang dari buku tersebut adalah memperlambat momentum yang terkendali. Tidak banyak yang bisa dilakukan pemain untuk mengatasi ketegangan dan tekanan dalam adu penalti. Tetapi mengendalikan momen kecil itu adalah kuncinya.
“Adu penalti adalah tentang kontrol. Ini tentang mengendalikan situasi yang pada dasarnya berarti mengendalikan orang lain dan tentang mengendalikan diri sendiri,” ucap Jordet.
Cara ideal untuk mendapatkan kendali, menurut penelitian Jordet, adalah meluangkan waktu sebelum menendang bola.
“Sering kali ini merupakan indikasi sebuah tim atau pemain melakukan sesuatu yang disengaja untuk mengendalikan diri mereka saat ini,” tuturnya.
Rata-rata, para pemain Inggris membutuhkan waktu 5,2 detik sejak peluit berbunyi hingga melakukan tembakan. Sementara Swiss hanya membutuhkan waktu 1,3 detik.
Itu terlihat dari cara para pemain Timnas Inggris dalam adu penalti Sabtu lalu. Seperti saat kiper Inggris Jordan Pickford yang menunda waktu Manuel Akanji. Kala itu, Pickford berjalan ke sudut, meminta maaf atas keterlambatannya dan melakukan peregangan setiap detik. Hasilnya, dia bisa menggagalkan eksekusi Akanji.
“Apa yang ditunjukkan Pickford menjelang penalti Akanji adalah langkah yang sangat cerdas. Ini semua adalah bagian dari rencananya,” Jordet menjelaskan.
“Dia menyuruhnya menunggu selama 14 detik. Ini adalah salah satu temuan paling konsisten dalam data saya tentang keterlibatan kiper. Jika penjaga gawang mampu mengulur waktu atau menunda sehingga pengambil penalti harus berdiri di posisi itu dan menunggu delapan detik atau lebih, maka para pemain ini hanya mencetak 44 persen dari tendangannya.”
Jordet menjelaskan, teori tersebut memang bukan ilmu pasti. Namun, tingkat keberhasilannya sudah dipelajari.
“Ini bukanlah sebuah jaminan. Anda bisa saja melewatkannya dan mendapatkan pengaturan serta rutinitas yang sempurna. Tetapi kita tahu dari penelitian puluhan tahun di bidang psikologi olahraga bahwa memiliki rutinitas yang dilatih dengan baik akan membuat Anda tahu persis apa yang harus dilakukan menjelang pengambilan tindakan,” katanya.
Editor: Abdul Haris