Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indra Sjafri Tolak Keras Disamakan dengan Gerald Vanenburg usai Timnas Indonesia U-22 Dibantai Mali
Advertisement . Scroll to see content

Timnas Indonesia U-23 Diimbangi Laos, Mentalitas Pemain Jadi Sorotan

Kamis, 04 September 2025 - 08:01:00 WIB
Timnas Indonesia U-23 Diimbangi Laos, Mentalitas Pemain Jadi Sorotan
Rafael Struick (14) tak berhasil membawa Timnas Indonesia U-23 menang atas Laos pada Kualifikasi Piala Asia U-23 2925 di Gelora Delta, Sidoarjo, Rabu (4/9/2025) malam. (Foto: PSSI)
Advertisement . Scroll to see content

SIDOARJO, iNews.id – Mentalitas pemain menjadi sorotan utama Gerald Vanenburg usai Timnas Indonesia U-23 gagal meraih kemenangan melawan Laos pada laga perdana Kualifikasi Piala Asia U-23 2025. Meski menguasai jalannya pertandingan dengan dominasi penuh, Garuda Muda tetap buntu dalam penyelesaian akhir sehingga laga berakhir tanpa gol.

Pelatih asal Belanda itu menegaskan persoalan mentalitas harus segera dibenahi. Dia mengingatkan timnya agar belajar dari pengalaman sebelumnya, seperti ketika menghadapi Brunei Darussalam di Piala AFF U-23 lalu. Kala itu, Indonesia berhasil menang telak 8-0 melawan tim yang juga tampil bertahan, berbeda dengan hasil saat melawan Laos.

“Jadi dengan mentalitas yang baik, kami bisa mengalahkan tim besar. Ini adalah sesuatu yang harus kami pelajari. Harus kita benahi dari sekarang,” kata Gerald Vanenburg usai pertandingan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Rabu malam (3/9/2025).

Menurutnya, laga perdana menjadi momentum penting untuk membangun mental. Jika mentalitas sudah terbentuk sejak awal, perjalanan di laga-laga berikutnya akan terasa lebih mudah. Namun, di pertandingan melawan Laos, tekanan justru membuat para pemain tidak mampu tampil lepas.

“Mentalitas itu sebuah hal yang harus dibangun sejak kecil, dari diri sendiri, tadi dilihat kalau diberikan tekanan atau pressure, bagaimana mereka akhirnya ngeblok. Tapi tidak adil juga kalau ini menyalahkan para pemain. Tetapi kami tidak bisa bermain tanpa tekanan, karena tekanan selalu ada,” ucap Vanenburg.

Dia juga menyoroti fakta bahwa tim seharusnya sudah berada di level atas mengingat persiapan yang dilakukan. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan Garuda Muda masih kesulitan untuk bermain pada standar tertinggi. Hal itu menurutnya menjadi pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan.

“Kita sekarang seharusnya ada situasi yang sedang di atas, berada di top level, tapi kita belum, kita masih di dasar, dan kita sedikit demi sedikit meningkatkan level. Tapi kami belum kelas atas. Kami harus belajar banyak,” tukasnya.

Hasil imbang di matchday pertama Grup J ini membuat Indonesia hanya mengumpulkan satu poin. Garuda Muda pun harus rela berada di posisi kedua klasemen sementara, tertinggal dari Korea Selatan yang menang telak 5-0 atas Makau.

Situasi tersebut membuat laga-laga berikutnya menjadi sangat krusial bagi Indonesia. Kadek Arel dan kawan-kawan dijadwalkan menghadapi Makau pada Sabtu (6/9/2025), sebelum menutup fase grup dengan duel penting melawan Korea Selatan pada Rabu (9/9/2025). Dua laga tersebut akan menjadi ujian mental sesungguhnya bagi skuad Garuda Muda.

Editor: Abdul Haris

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut