Timnas U-23 Gagal ke Piala Asia, Vanenburg Minta PSSI Gelar Kompetisi Usia Muda
SIDOARJO, iNews.id – Kegagalan Timnas Indonesia U-23 lolos ke Piala Asia U-23 2026 memunculkan masukan berharga dari pelatih Gerald Vanenburg. Menurutnya, solusi jangka panjang untuk memperbaiki kualitas Garuda Muda adalah memperbanyak jam terbang sekaligus mengintensifkan kompetisi usia dini mulai dari level 11 tahun.
Vanenburg menilai, di negara-negara dengan kultur sepak bola maju seperti Belanda dan Korea Selatan, fondasi dibangun sejak anak-anak. Kompetisi usia muda yang berjenjang membuat pemain terbiasa dengan atmosfer pertandingan sejak dini.
“Jadi sangat penting ada kompetisi di usia muda, kompetisi usia 12, 13, 14, dan seterusnya,” ujar Vanenburg.
Namun, dia mengingatkan agar kompetisi tidak hanya dipusatkan di kota besar. Menurutnya, jika hanya digelar di Jakarta, Surabaya, atau beberapa kota utama, bakat dari daerah lain berpotensi terabaikan.
“Kompetisinya tidak hanya di Jakarta, Surabaya, atau di kota-kota besar saja. Tapi seluruh daerah di Indonesia, dan kompetisi itu pelan-pelan kita akan memiliki pemain muda berbakat,” jelasnya.
Pelatih berusia 61 tahun itu menegaskan pentingnya data pembinaan. Dengan kompetisi berjenjang dari usia 11 hingga 17 tahun di seluruh Indonesia, federasi bisa mengoleksi data pemain yang nantinya disaring untuk pembinaan jangka panjang.
“Di Belanda juga seperti itu, orangnya tidak sebanyak di Indonesia, tapi sistemnya jelas, terstruktur di seluruh negara. Jadi mereka tahu pemain-pemain mudanya,” katanya.
Vanenburg mencontohkan negara-negara besar seperti Belanda, Spanyol, hingga Korea Selatan. Dengan sistem yang kuat, negara-negara itu seolah tidak pernah kehabisan talenta muda yang siap dipoles. Bakat ditemukan sejak kecil, dibina secara berjenjang, lalu dimatangkan melalui pemusatan latihan.
“Nanti ketika bakat sudah ditemukan, akan disaring dan dites lagi. Dengan sedikit polesan dan waktu pemusatan latihan, bakat-bakat itu dimatangkan hingga menjadi tim yang solid sejak usia muda,” tegasnya.
Dia menilai, dengan sistem yang terstruktur, pemain muda akan terbiasa dengan atmosfer kompetisi. Mental, keterampilan, hingga fisik mereka akan terbentuk lebih cepat. Pada akhirnya, kualitas itu menjadi bekal kuat ketika melangkah ke level U-23 hingga senior.
Vanenburg juga menegaskan bahwa kualitas individu saat ini sebenarnya sudah cukup baik. Hanya saja, tanpa kompetisi yang masif sejak usia dini, pembinaan akan berjalan timpang.
“Kita sudah memiliki tim yang sangat bagus, secara kualitas sudah oke, tapi kita harus memulai kompetisi dari usia dini dari 11, 12, 13, dan seterusnya,” tandasnya.
Sebagai catatan, Indonesia gagal melaju ke putaran final Piala Asia U-23 2026 setelah kalah tipis 0-1 dari Korea Selatan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada Selasa (9/9/2025). Hasil itu mengubur mimpi Garuda Muda mengulang prestasi dua tahun lalu ketika mampu menembus semifinal usai menyingkirkan Korea Selatan lewat drama adu penalti.
Editor: Abdul Haris