Samsung Mulai Mengirim Chipset 3nm, Kalahkan TSMC
JAKARTA, iNews.id - Moore, salah satu pendiri Fairchild Semiconductor dan Intel awalnya mencatat pada 1965 jumlah transisteo di dalam sirkuit terpadu (IC) akan berlipat ganda setiap tahun. Dia kemudian merevisinya pada 1970-an dengan menyatakan jumlah transistor akan berlipat ganda setiap tahun.
Node proses yang digunakan perusahaan foundries seperti TSMC dan Samsung untuk membuat chip mutakhir memberikan gambaran tentang bagaimana Hukum Moore bekerja. Semakin kecil node proses, semakin besar jumlah transistor yang dapat ditampung di dalam IC.
Itu penting karena semakin tinggi jumlah transistor, semakin kuat dan hemat energi sebuah chip. Samsung mulai mengirimkan SoC 10 nm pada 2016. Pada 2018, perusahaan mulai produksi massal chipset 7nm-nya.
Kemudian pada 2020, Samsung memulai produksi massal chipset 5nm. Kini, perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) telah menjadi yang pertama mulai mengirimkan chipset GAA 3nm mengalahkan saingannya TSMC, sebagaimana dikutip dari Phone Arena.
Tidak hanya yang pertama menggunakan proses 3nm, Samsung juga berhasil menjadi yang pertama melengkapi chip dengan transistor GAA atau gate-all-around. Dengan GAA, ada lebih banyak kontrol atas aliran arus yang menghasilkan efisiensi daya yang lebih besar.
TSMC masih menggunakan desain transistor FinFET generasi sebelumnya untuk SoC 3nmnya yang akan mulai dikirimkan pada paruh kedua tahun ini. Foundries independen terkemuka di dunia akan mulai menggunakan GAA dengan simpul proses 2nm yang diharapkan dapat mulai dikirimkan ke pelanggan pada 2026.
Samsung sangat bersemangat untuk mengalahkan TSMC dengan pengiriman 3nmnya sehingga perusahaan tersebut mengadakan upacara di Kampus Hwaseong, di Gyeonggi-do, yang dihadiri oleh beberapa eksekutif Samsung dan politisi Korea.
Batch pertama dari SoC 3nm tidak dikirim ke produsen smartphone. Sebagai gantinya, mereka akan digunakan dalam peralatan yang digunakan oleh penambang cryptocurrency, dengan GAA 3nm baru yang memungkinkan pengurangan besar dalam konsumsi daya.
Editor: Dini Listiyani