Canggih, Google AI Bisa Bikin Musik Dalam Berbagai Genre

JAKARTA, iNews.id - Musik mungkin menjadi batasan besar berikutnya untuk pembuat konten AI. Google baru-baru ini menerbitkan penelitian tentnag MusicLM, sistem yang menciptakan musik dalam genre apa pun dengan deskripsi teks. 

Sistem bukan generator musik AI pertama. Seperti yang dicatat Tech Crunch, proyek seperti AudioML Google dan Jukebox OpenAI telah menangani masalah ini. Namun, model MusicLM dan basis data pelatihan yang luas membantu menghasilkan musik dengan variasi dan kedalaman mengejutkan. 

Baca Juga

Google Garap Pesaing AirTags Apple, Diberi Kode Nama Grogu

AI tidak hanya dapat menggabungkan genre dan instrumen, tapi juga menulis trek menggunakan konsep abstrak yang biasanya sulit dipahami komputer. Jika menginginkan perpaduan antara musik dansa dan reggaeton dengan nada ruang, duania lain yang membangkitkan rasa takjub dan kagum, MusicLM dapat mewujudkannya. 

Teknologi bahkan dapat membuat melodi berdasarkan senandung, siualan, atau deskripsi sebuah lukisan. Mode cerita dapat menyatukan beberapa deskripsi untuk menghasilkan set DJ atau soundtrack, sebagaimana dikutip dari Engadget. 

Baca Juga

Google Bikin Alat Privasi Baru, Diklaim Mampu Mengubah Bagaimana Data Diproses

MusicLM memiliki masalah seperti banyak generator AI. Beberapa komposisi terdengar aneh dan vokalna cenderung tidak bisa dipahami. Meskipun pertunjukan itu sendiri lebih baik dari yang diharapkan, pertunjukakn itu bisa berulang dengan cara yang mungkin tidak dilakukan manusia. 

Jangan berencana menggunakan teknologi dalam waktu dekat. Seperti generator AI Google lainnya, para peneliti tidak merilis MusicLM ke publik karena masalah hak cipta. Kira-kira satu persen dari musik yang diproduksi pada saat publikasi disalin langsung dari lagu pelatihan. 

Baca Juga

Google Doodle Hari Ini: Merayakan Ultah Robin Hood Indonesia Donald Pandiangan

Meskipun pertanyaan tentang lisensi untuk musik AI belum diselesaikan, laporan resmi 2021 dari Eric Sunray (sekarang bekerja untuk Asosiasi Penerbit Musik) menunjukkan ada cukup banyak jejak "koheren" dari suara asli yang dapat dilanggar oleh hak reproduksi musik AI.

Editor: Dini Listiyani