Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Google Doodle Hari Ini: Hari Ayah Nasional 12 November 2025
Advertisement . Scroll to see content

Google Doodle Tampilkan Gambar Katak Peringati Leap Day, Apa Artinya?

Kamis, 29 Februari 2024 - 10:09:00 WIB
Google Doodle Tampilkan Gambar Katak Peringati Leap Day, Apa Artinya?
Google Doodle hari ini. (Foto: Google)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id -  Ada yang menarik dari laman Google hari ini, Kamis (29/2/2024). Ketika membuka laman Google Anda akan disambut seekor katak yang memiliki angka 29 di badannya.

Si katak melompat ke daun di atas air yang diapit oleh batu bertuliskan angka 28 dan 1. Lantas apa artinya?

Ternyata hari ini diperingati sebagai momen penting oleh Google Doodle. Hari ini Leap Day 2024 atau yang biasa dikenal sebagai tahun kabisat.

Hari ini tanggal 29 Februari merupakan hari terakhir di bulan ini. Tanggal 29 Februari juga istimewa, karena hanya ada tiap 4 tahun sekali, atau tahun kabisat.

Jika biasanya satu tahun ada 365 hari, pada tahun kabisat ada 366 hari dengan penambahan hari ada di tanggal 29 Februari. Jadi, leap day itu pada dasarnya merupakan hari kabisat alias tanggal 29 Februari, dalam hal ini 29 Februari 2024.

"Ini adalah leap day! Leap day, 29 Februari, hanya terjadi setiap empat tahun sekali, untuk membuat kalender kita sejajar dengan Bumi dan matahari. Nikmati hari bonus di Februari ini. Selamat hari kabisat!" tulis Google dalam keterangan Google Doodle-nya.

Leap day juga dipercaya sebagai cara untuk menyesuaikan kalender dengan perputaran bumi mengelilingi matahari. Sebenarnya, bumi membutuhkan waktu lebih dari 365 hari untuk menyelesaikan satu putaran penuh, yaitu sekitar 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 46 detik.



Namun, kalender hanya menghitung 365 hari dalam satu tahun, sehingga ada selisih waktu yang terakumulasi setiap tahunnya. Jika tidak menambahkan satu hari ekstra setiap empat tahun, maka kalender dan musim akan semakin tidak sinkron. Dampaknya berpengaruh pada siklus pertanian, penanggalan, dan kegiatan lain yang bergantung pada musim.

Hal tersebut juga diakui NASA. Menurut NASA bumi membutuhkan waktu 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 46 detik untuk mengorbit Matahari dalam satu tahun. Meski pada tahun biasa hari dalam satu tahun dibulatkan menjadi 365 hari, hampir enam jam tambahan waktu tersebut tidaklah hilang.

Untuk itulah, kalender mengenal tahun kabisat (366 hari), dengan menambahkan 1 hari di kabisat. Jadi, waktu Bumi mengorbit matahari bisa sinkron.

Tanpa adanya Leap Day, dalam 100 tahun, kalender akan kehilangan 24 hari, dan dalam 700 tahun, bisa jadi musim panas di Belahan Bumi Utara akan dimulai pada bulan Desember.

Sebenarnya konsep tahun kabisat sudah dikenal sejak zaman Romawi kuno, ketika Kaisar Julius Caesar mengubah kalender yang sebelumnya berdasarkan bulan menjadi kalender yang berdasarkan matahari. Dia menetapkan bahwa setiap tahun yang bisa dibagi empat adalah tahun kabisat, dan menambahkan satu hari di akhir bulan Februari, yang merupakan bulan terakhir dalam kalender Romawi

Namun, sistem ini masih belum sempurna, karena ada perbedaan sekitar 11 menit antara tahun kabisat dan tahun matahari. Akibatnya, kalender menjadi terlalu cepat sekitar 10 hari dalam kurun waktu 1.500 tahun.

Untuk mengatasi masalah ini, Paus Gregorius XIII mengadopsi kalender Gregorian pada tahun 1582, yang merupakan kalender yang kita gunakan sekarang. Kalender ini menambahkan aturan tambahan untuk menentukan tahun kabisat, yaitu tahun yang bisa dibagi 100 bukan tahun kabisat, kecuali jika bisa dibagi 400.

Editor: Elvira Anna

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut