Hacker Mulai Rekrut Anggota Baru lewat Dark Web, Risiko Disebut Lebih Besar dari Gajinya

JAKARTA, iNews.id - Kelompok hacker di seluruh dunia dikabarkan sedang sibuk merekrut anggota baru. Tawaran untuk menjadi hacker diiklankan lewat forum yang tersebar di dark web.  

Perusahaan keamanan siber asal Rusia Kaspersky mengatakan antara Januari 2020 dan Juni 2022, ada 115 forum di dalamnya berisi thread lowongan kerja sebagai hacker. Peningkatan ini diakibatkan padatanya kegiatan di ruang digital karena pandemi. 

Dari 115 forum, terdapat sekitar 200.000 iklan terkait perekrutan pada perideo tersebut, dengan 41 persen lowongan diunggah selama 2020. Jumlah iklan mulai turun sejak awal 2021, tapi kini kembali aik karena isu resesi ekonomi global. 

Sebagaimana dikutip TechRadar, sebagian besar lowongan diperuntukan untuk para pengembang, jumlahnya mencapai 61 perse dari total lowongan. Sisanya diperuntukan bagi para spesialisasi serangan dan desainer. 

Dalam upaya menarik anggota baru, hacker menjanjikan sejumlah keunggulan dibanding dengan pekerjaan legal, termasuk sistem kerja jarak jauh (45 persen), pekerjaan penuh (34 persen), dan jadwal yang fleksibel (33 persen). 

Laporan juga menyoroti pentingnya pekerjaan jarak jauh dalam jenis peran ini. Karena, anonimitas sesuatu keharusan bagi penjahat dunia maya. Keunggulan lain yang diberikan dalam lowongan adalah gaji yang tetap dan dibayarkan tepat waktu. 

Mereka yang memiliki skill tinggi dijanjikan bayaran sebear 4.000 dolar AS per bulan. Sementara hacker yang memiliki kemampuan lebih rendah dibayar antara 2.000 dolar AS hingga 2.500 dolar AS setiap bulannya. 

Banyak lowongan menjanjikan memberikan insentif kepada pekerja dengan kompensasi tamabahan, termasuk bonus dan komisi untuk proyek yang sukses. Meskipun terlihat menggiurkan, Kaspkersky 

Banyak lowongan yang juga menjanjikan memberi insentif kepada pekerja dengan kompensasi tambahan, termasuk bonus dan komisi untuk proyek yang sukses. Meskipun terlihat menggiurkan, Kaspersky mengimbau agar jangan sampai terjerumus ke dunia tersebut karena risiko pekerjaan di dark web jauh lebih besar daripada gajinya. 

Apalagi implikasi hukum dari melakukan kegiatan kriminal. Belum lagi kurangnya kontrak kerja yang dilaksanakan secara sah, yang dapat membuat pekerja tidak dibayar atau bahkan dijebak.

Editor: Dini Listiyani