Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cara Buka Akun Facebook yang Terkunci dengan Langkah Mudah dan Aman
Advertisement . Scroll to see content

Menkominfo Rudiantara Bertemu Facebook, Ini Detail yang Dibahas

Senin, 07 Mei 2018 - 16:08:00 WIB
Menkominfo Rudiantara Bertemu Facebook, Ini Detail yang Dibahas
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan hasil pertemuan dengan Facebook. (Foto: iNews.id/Dini Listiyani)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara bertemu dengan perwakilan Facebook terkait kebocoran data di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin (7/5/2018). Apa hasilnya?

Menkominfo Rudiantara bertemu dengan VP of Public Policy for Asia-Pacific Simon Milner di Gedung Kominfo. Dalam pertemuan kali ini, Facebook dan Menkominfo berbicara tentang Cambridge Analytica (CA) dan investigasinya.

"Kami hari ini berbicara soal Cambridge Analytica dan investigasi yang dilakukan perusahaan. Kami juga berbicara soal partnership untuk menjaga keamanan data di Indonesia," kata Simon usai pertemuan di Gedung Kominfo, Jakarta, Senin (7/5/2018).

Menkominfo dan Facebook juga membicarakan pengelolaan koten negatif di Indonesia. Mengingat performa Facebook belum 100 persen menanggapi permintaan Kominfo dalam menangani konten negatif.

"Saya selalu katakan Facebook performanya setengah dari yang diminta. Tapi sekarang sudah naik 68 persen. Jadi, masih ada pekerjaan rumah bagaimana meningkatkan angka tersebut. Ini juga bagian evaluasi dari Kominfo bagaimana kerja sama Facebook menangani konten negatif," kata Rudiantara.

Selama pertemuan, Menkominfo juga menegaskan tidak segan mengambil tindakan lebih lanjut jika Facebook memecah belah NKRI.

Sekadar informasi, Facebook tersandung masalah kebocoran 87 juta pengguna di seluruh dunia. Sebanyak satu juta pengguna berasal dari Indonesia.

Nama Indonesia masuk dalam urutan ketiga setelah Filipina di posisi kedua. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) di urutan pertama. Data yang digunakan oleh konsultan politik Inggris Cambridge Analytica ini diklaim berperangaruh kepada Pemilu Presiden AS 2016.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut