Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Digitalisasi Operasional Bantu E-Commerce Tumbuh Lebih Tangguh, Ini Alasannya! 
Advertisement . Scroll to see content

Menteri IT India Tanggapi Permintaan Maaf Google ke PM Modi: Ini Bukan Tindakan yang Diharapkan

Selasa, 05 Maret 2024 - 16:02:00 WIB
Menteri IT India Tanggapi Permintaan Maaf Google ke PM Modi: Ini Bukan Tindakan yang Diharapkan
Menteri IT India Tanggapi Permintaan Maaf Google ke PM Modi (Foto: unsplash)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kesalahan Gemini menuntun Google untuk meminta maaf kepada Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi. Permintaan maaf ini pun direspons oleh pemerintah India

Dalam perkembangan baru-baru ini, kontroversi seputar platform AI Gemini milik Google meningkat, sehingga mendorong Union Minister of State for Electronics and Technology Rajeev Chandrasekhar menyatakan ketidakpuasannya terhadap raksasa teknologi itu. 

Pemerintah India mengeluarkan imbau kepada perusahaan teknologi, mendesak mereka meminta izin eksplisit sebelum meluncurkan model AI yang sedang diuji. 

Masalah ini muncul pada Februari saat pengguna terverifikasi membagikan screenshot yang memperlihatkan tanggapan bias dari chatbot Gemini AI mengenai PM Modi. 

Chandrasekhar mengkritik tanggapan AI. Dia menanggapinya sebagai pelanggaran langsung terhadap peraturan TI dan ketentuan hukum pidana. Sebagai tanggapan, pemerintah meminta penjelasan dari Google.

Chandrasekhar, dalam sebuah wawancara dengan NDTV, menekankan permintaan maaf tidak cukup dalam memenuhi harapan negara akan kepatuhan terhadap hukum.

“Platform seperti Google adalah kekuatan besar di internet. Jika mereka melakukan kesalahan lalu sekadar mengatakan, 'Saya minta maaf'  tentu saja ini bukan tindakan yang diharapkan oleh hukum,” kata Chandrasekhar. 

Dia lebih lanjut memperingatkan peluncuran platform yang belum diuji akan menimbulkan konsekuensi, dan praktik perusahaan teknologi besar yang meluncurkan produk tanpa perlindungan yang tepat dianggap “tidak masuk akal dan tidak dapat diterima.”

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut