Potongan Roket China Seberat 21 Ton Diprediksi Jatuh ke Bumi Pekan Ini
JAKARTA, iNews.id - Sepotong besar roket pendorong Long March 5B China seberat 21 ton diperkirakan akan masuk kembali ke atmosfer Bumi secara tidak terkendali pada Sabtu. Para ahli masih tidak dapat memprediksi di mana potongan akan mendarat.
Roket, yang diluncurkan pada 31 Oktober, membawa modular ketiga dan terakhir ke Tiangong Space Station China. Tapi, sekarang para ahli kedirgantaraan yang berebut untuk menentukan jalurnya kembali ke rumah sebelum menembus atmosfer.
Long March terakhir yang jatuh kembali ke Bumi Juli lalu dan mirip dengan situasi saat ini, China belum membagikan informasi lintasan spesifik dari puing-puing yang penting untuk memastikan keselamatan orang-orang di Bumi.
Gregory Henning, Project Leader di Center for Orbital Debris and Reentry Studies (CORDS) The Aerospace Corporation mengatakan kepada DailyMail, masih terlalu banyak ketidakpastian dalam data dan model untuk membuat prediksi.
"Saat ketinggian badan roket menurun dan masuk kembali mendekat, jendela akan menyusut, dan akan mulai mengungkapkan lokasi yang tidak akan menjadi lokasi pendaratan. Tapi, lokasi pastinya tidak akan diketahui hingga benar-benar masuk," kata Henning.
Sementara kota-kota besar tampaknya aman dari puing-puing jatuh, Henning mengatakan 88 persen populasi dunia memang hidup dalam batas garis lintang yang berisiko dari pendorong, tapi kemungkinan seseorang terkena dampak sekitar enam dama 10 triliun.
Modular, bernama Mengtain, meluncur ke luar angkasa pada Senin sore dari Pusat Peluncuran Satelit Wenchang di provinsi pulau selatan Hainan, sebagaimana dikutip dari DailyMail.com.
Mengtian, atau 'Mimpi Surgawi', bergabung dengan Wentian sebagai modul laboratorium kedua untuk stasiun tersebut, yang secara kolektif dikenal sebagai Tiangong, atau 'Istana Surgawi'. Keduanya terhubung ke modul inti Tianhe tempat kru tinggal dan bekerja.
Editor: Dini Listiyani