Sapardi Djoko Damono Berpulang, Ribuan Netizen Kenang sang Penyair

JAKARTA, iNews.id - Duka tengah menyelimuti Tanah Air. Sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono berpulang ke pangkuan Ilahi pada Minggu (19/7/2020) pagi.

Kepergian sang penyair tersebut mengejutkan para netizen yang ikut berduka mendengar kabar tersebut. Melalui media sosial, untaian belasungkawa, doa, hingga puisi untuk almarhum Sapardi meramaikan jagat maya.

Di Twitter, kata ‘Pak Sapardi’ menjadi trending topic sejak pagi menuju siang. Hingga sore hari ini, telah ada 66,8 ribu cuitan yang melibatkan kata ‘Pak Sapardi’ tersebut.

Beberapa di antaranya cuitan-cuitan para seniman. Baik penulis, penyair, pemusik, hingga aktor, yang akrab dengan pribadi hingga karya seorang Sapardi.

“Selamat jalan, Pak Sapardi. Terima kasih atas semua karya dan teladan,” tulis penulis Okky Madasari di Twitter.

“Hujan air mata di bulan Juli. Selamat jalan Pak Sapardi Djoko Damono,” tulis Adib Hidayat.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun. Semoga Pak Sapardi Djoko Damono mendapat tempat terbaik di sisi Sang Pencipta. Terima kasih untuk semua inspirasi, karya besar dan warisannya bagi dunia sastra bangsa kita,” tulis komedian sekaligus aktor Arie Kriting.

Tak hanya tokoh terkenal, ribuan netizen lainnya juga mengungkapkan ucapan duka yang serupa. Bahkan, sebagian dari mereka menuliskan untaian puisi untuk sang penyair.

“Selamat jalan pak sapardi. Engkau akan selalu abadi dalam setiap bait puisi yang kau ciptakan,” tulis netizen di Twitter.

“Selamat jalan pak sapardi, karyamu akan selalu di ingat, karena setiap puisi dan larik - larik sajak yang tercipta olehmu akan selalu abadi,” tulis netizen lainnya.

“Kita mencintainya di bulan juni, kita kehilangan ya di bulan juli. Selamat jalan pak sapardi djoko damono,” tulis netizen lainnya.

Seperti diketahui, Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (19/7/2020). Sapardi meninggal di usia 80 tahun.

Penyair ini terkenal melalui puisi-puisinya yang indah. Di antaranya ‘Hujan Bulan Juni’, ‘Pada Suatu Hari Nanti’, ‘Akulah si Telaga’, dan ‘Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari’. Salah satu karyanya, yakni novel ‘Hujan Bulan Juni’ juga sempat diangkat ke layar lebar dengan judul sama pada 2017 silam.

Editor: Tuty Ocktaviany