Serangan DDoS Meningkat Signifikan di Q1 2020
JAKARTA, iNews.id - Pelaku kejahatan siber tidak berhenti meraup keuntungan di tengah pandemi. Kaspersky melihat adanya peningkatan serangan terhadap situs pendidikan dan kota selama Q1 2020.
Laporan DDoS Q1 2020 Kaspersky mengungkapkan peningkatan signifikan jumlah keseluruhan serangan selama 3 bulan pertama tahun ini. Peningkatan serangan itu dapat disebabkan oleh kenyataan aktor DDoS mengambil keuntungan dari situasi saat orang harus melakukan aktivitas di rumah dan sangat bergantung pada sumber daya digital.
Pandemi virus corona, yang dimulai pada kuartal pertama tahun 2020 telah menyebabkan hampir semua kegiatan, baik belajar, bekerja, atau bersantai bergeser secara online. Meningkatnya aktivitas secara online sudah diketahui para penyerang dunia maya.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan pemerintah Amerika Serikat, sejumlah rumah sakit di Paris, dan server game online adalah beberapa contoh target serangan DDoS pada Februari dan Maret.
Di samping itu, Laporan serangan DDoS Q1 2020 Kaspersky juga mengungkapkan pertumbuhan yang signifikan dalam serangan terhadap sumber daya pendidikan dan situs web resmi kota. Pada Q1 2020 jumlah ini meningkat tiga kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara umum jumlah total serangan DDoS pada Q1 2020 memang mengalami peningkatan. Selama periode ini, Kaspersky DDoS Protection mendeteksi dan memblokir dua kali lipat jumlah serangan dibanding Q4 2019, dan 80 persen lebih banyak dibanding Q1 2019.
Durasi rata-rata ternyata juga ikut tumbuh. Pada Q1 2020, serangan DDoS bertahan 25 persen lebih lama dibanding pada Q1 2019.
“Penghentian layanan internet dapat menjadi tantangan bagi bisnis saat ini karena seringkali merupakan satu-satunya cara untuk membuat barang dan jasa tetap tersedia bagi pelanggan mereka. Selain itu, adopsi sistem kerja jarak jauh yang meluas telah membuka vektor baru bagi para aktor ancaman di balik serangan DDoS,” kata Business Development Manager di tim Kaspersky DDoS Protection Alexey Kiselev.
Editor: Dini Listiyani