Sosok Tzuyang, YouTuber Mukbang yang Alami Kekerasan dan Pemerasan

JAKARTA, iNews.id - Nama YouTuber Tzuyang menjadi perhatian baru-baru ini. Dia diketahui telah menjadi korban kekerasan sang mantan pacar dan pemerasan sesama YouTuber. 

Bagi sebagian orang nama Tzuyang mungkin terdengar asing. Tapi bagi para pencinta mukbang nama Tzuyang sudah tidak asing lagi untuk mereka.

Baca Juga

Jumlah Subscribers Tzuyang Naik usai Ngaku Jadi Korban Kekerasan dan Pemerasan

Sosok Tzuyang

Tzuyang adalah YouTuber Korea Selatan yang dikenal dengan video mukbangnya. Dia selalu memakan makanan dalam jumlah yang sangat banyak saat mereview makanan. 

Pemilik nama Park Jung-won ini sudah mengantongi subscribers 10 juta lebih. Di Instagram, YouTuber mukbang berusia 27 tahun ini mempunyai 183 ribu followers. 

Baca Juga

Dituduh Memeras Tzuyang, YouTuber Populer Caracula Angkat Bicara 

YouTuber mukbang Tzuyang kerap membuat video makan-makan di sejumlah negara. Bahkan baru-baru ini dia membuat video mukbang di Indonesia. 

Saat di Indonesia, sang YouTuber mencicipi berbagai kuliner khas Indonesia seperti sate. Dia pun tak segan untuk mencoba jajanan kaki lima warung Jakarta.

Baca Juga

Berakhir Tragis, Begini Nasib Mantan Pacar Tzuyang yang Melakukan Kekerasan 

Selain Indonesia, Tzuyang juga pernah pergi makan-makan di Bangkok, Thailand dan Las Vegas. Kini sosok Tzuyang menjadi viral karena mengaku menjadi korban kekerasan.

Kasus Tzuyang

YouTuber mukbang Tzuyang menjadi korban kekerasan sang mantan pacar selama empat tahun. Sang mantan bahkan mengancam akan menyebarkan video yang direkam secara ilegal. 

Selain menjadi korban kekerasan sang mantan, Tzuyang juga mengaku diperas sejumlah YouTuber. Dia disebut menjadi target pemerasan sekelompok YouTuber bernama tow truck union.

Dikutip dari Koreabook, kelompok YouTuber kontroversial Garosae Yeonguseo yang terdiri atas Hwang Chul Soo, Gujeyeok, Crocodile, Gango, Caracula, Uhm Tae Woong, dan banyak lagi. Mereka diklaim menerima jutaan won dari Tzuyang dengan mengancamnya terkait masa lalu.

Editor: Dini Listiyani