Stop! Jangan Resign Dulu Ini Tips Buat Pekerja Ibukota yang Belum Kerja Sudah Stres & Capek di Jalan
JAKARTA, iNews.id - Buddies, tau enggak kalau sumber stress di Jakarta mayoritas berasal dari penggunaan transportasi? Karena selain macet, masalah lain yang dihadapi pekerja ibu kota adalah harus berdesak – desakan dan berganti – ganti moda transportasi, terutama bagi pekerja yang jarak rumahnya jauh dari kantor.
Menariknya, belum lama ini ada berita tentang salah satu pekerja ibu kota yang rela resign karena tidak mau berdesak-desakan dengan ribuan penumpang lainnya di Stasiun Manggarai. Hal ini dilakukan demi kesehatan mental.
Menurut Eza Hazami, Recruiter & Employer Branding Specialist, Kereta Rel Listrik (KRL) memang menjadi salah satu transportasi favorit karena harganya murah dan mudah diakses pekerja yang tinggal di sekitar Jakarta. Inilah yang membuat pekerja tidak mempunyai pilihan lain sehingga harus tahan berdesak – desakan saat transit di Stasiun Manggarai. Ia pun mengaku mengerti apabila sampai ada yang berhenti kerja untuk menghindari Stasiun Manggarai.
“Sebenarnya bisa dimengerti kalau orang bisa sampai resign gara-gara hal ini ya. Aku enggak bisa bilang ini konyol atau enggak wajar apalagi kalau sudah menyangkut mental. Jadi aku bisa bilang kalau untuk hal ini balikin lagi ke teman-teman jangan sampai pilihan ya karena emosional yang sesaat karena di stasiun Manggarai ini padat banget gitu ya, akhirnya memutuskan untuk resign buru-buru. Tapi kedepannya teman-teman enggak tahu kayak gimana," ujar Eza
Eza berpendapat berangkat kerja lebih awal cukup efektif mengurangi stress di perjalanan, setidaknya walaupun lelah kita masih punya waktu untuk makan, istirahat, dan menenangkan diri sejenak sebelum mulai bekerja. Ini lebih baik daripada baru sampai langsung terburu - buru bekerja.
Selain itu tidak ada salahnya untuk menggunakan fasilitas Psikolog yang biasanya disediakan oleh perusahaan “Ada yang kantornya menyediakan psikolog tapi stigma di Indonesia itu masih cukup tinggi buat ke psikolog itu ngapain? Emangnya gila? Sebenarnya itu butuh buat kita sharing mengeluarkan hal - hal buruk sehingga kita bisa produktif lagi. Jadi kalian datang diam – diam saja minta ke HRD bantuan kalau misal mengalami stress karena bahaya kalau dipendam jadinya capek sendiri dan berdampak ke kesehatan mental” Kata Eza.
Eza juga mengatakan perusahaan bisa ikut membantu mengurangi stress karyawannya karena perjalanan ke kantor dengan cara menyediakan transportasi atau jemputan bagi karyawan, menerapkan jam kerja yang flexible, atau dengan model kerja hybrid (penggabungan kerja di rumah dan di kantor)
“Yang paling bisa dilakukan adalah mundurin jam kerja atau bisa dibilang jam kerja fleksibel. Atau juga bisa nih misalnya pakai fasilitas jemputan gitu ya buat karyawan di titik-titik tertentu. jadi kayak misalnya, kita cukup berangkat aja nih ke titik Jemput selebihnya pakai transportasi kantor. Atau ya hybrid gitu tiga hari masuk kantor dua harinya enggak. Cuma memang enggak semua industri bisa memberlakukan hal ini," kata Eza.
Pemerintah pun diminta untuk ikut andil dalam hal ini agar menyediakan transportasi yang baik secara merata. Tidak hanya di ibu kota saja tapi juga sekitarnya, sehingga menurunkan angka stress pekerja yang lelah di jalan.
“Sebenarnya kita ini perlu evaluasi gitu ya dari segi pemerintah untuk fasilitas transportasi umum nih. Sebenarnya udah bagus gitu ya di Jakarta tapi bagusnya di Jakarta doang, akhirnya enggak merata nih buat kaum Urban gitu ya. Kayak misalnya ada Bogor, Bekasi, apa sih transportasi umum yang bisa kita pakai secara nyaman dan gampang. Karena masalah kaum Urban ini adalah mau ke pusat kota aja itu transport umumnya enggak ada atau jauh luar biasa akhirnya memilih transportasi pribadi," katanya.
Editor: Dini Listiyani