Ada Kebocoran Udara di Stasiun Luar Angkasa, Roscosmos: Tak Mengancam Kru
JAKARTA, iNews.id - Badan antariksa Rusia Roscosmos mengungkapkan kondisi International Space Station (ISS) yang sedang tidak baik-baik saja. Ada kebocoran udara di stasiun luar angkasa itu.
Kebocoran menjadi masalah yang berulang kali terjadi. Namun, Roscosmos menekankan masalah kebocoran udara yang terjadi tidak berpotensi menimbulkan ancaman bagi astronot.
"Memang benar, para spesialis mendeteksi kebocoran udara di ISS. Tidak ada ancaman terhadap kru kapal atau stasiun itu sendiri,” kata Roscosmos seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (1/3/2024).
Manajer Program ISS NASA, Joel Montalbano mengakui adanya kebocoran di modul pendukung kehidupan Zvezda Rusia ISS. Kebocoran ini kecil, tapi kata Joel, terus bertambah.
Pejabat Roscosmos mengatakan, kru Rusia secara teratur bekerja mengidentifikasi dan memperbaiki potensi kebocoran di ISS. Saat ini masalah sudah dalam tahap perbaikan sementara.
"Ada area di ujung ISS yang kami lihat mengalami kebocoran. Ada kebocoran kecil. Kami melihat peningkatan kebocoran sekitar seminggu sebelum peluncuran dan docking Progress baru-baru ini," tuturnya.
Sekadar informasi, NASA dan Roscosmos sebenarnya telah menemukan kebocoran udara di ISS pada Agustus 2020. Kebocoran itu terjadi di modul yang sama, yang menyediakan dukungan kehidupan penting seperti oksigen dan air.
Sumber kebocoran ini diidentifikasi pada Oktober 2020 dan diperbaiki sementara. Namun, titik kebocoran lainnya ditemukan pada November 2021 oleh kosmonot Rusia Pyotr Dubrov baru baru-baru ini.
Rusia sendiri akan keluar dari ISS setelah 2024 pada saat AS mengumumkan sanksi yang menargetkan kepemimpinan Rusia karena perang di Ukraina. Stasiun tersebut telah menjadi salah satu titik kerja sama terakhir antara Roscosmos dan NASA, yang berharap dapat terus mengoperasikan stasiun tua tersebut hingga tahun 2030.
Sementara itu, Roscosmos mengatakan pihaknya berencana membangun stasiun luar angkasanya sendiri, mengikuti contoh stasiun Tiangong milik China.
Editor: Dini Listiyani