Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Berapa Usia Ideal Menikah bagi Laki-Laki dan Perempuan? 
Advertisement . Scroll to see content

Ada Suara Misterius di Atmosfer Bumi, Para Ilmuwan Mendeteksi Ini Hasilnya

Minggu, 14 Mei 2023 - 16:12:00 WIB
Ada Suara Misterius di Atmosfer Bumi, Para Ilmuwan Mendeteksi Ini Hasilnya
Gemuruh itu dikenali sebagai suara infrasonik karena frekuensinya yang sangat rendah dan tidak terdengar oleh telinga manusia. (Foto: Getty)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Alam semesta menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan. Belum lama ini para ilmuwan kembali menemukan fenomena suara gemuruh di atmosfer Bumi. Hal ini membuat para peneliti kebingungan karena tidak diketahui secara pasti dari mana suara tersebut berasal.

Peneliti meluncurkan balon bertenaga surya ke lapisan stratosfer Bumi. Kemudian gemuruh itu terdeteksi dengan pada ketinggian 70.000 kaki atau sekitar 21.000 meter di atas permukaan Bumi.

Gemuruh itu dikenali sebagai suara infrasonik karena frekuensinya yang sangat rendah dan tidak terdengar oleh telinga manusia. Mereka mempresentasikan temuan ini pada 11 Mei lalu pada pertemuan Acoustical Society of America ke-184.

Ada banyak bunyi infrasonik, seperti guntur, gelombang air laut, dan peluncuran roket. Namun suara gemuruh infrasonik yang ditemukan kali ini agak aneh karena tidak dapat dijelaskan bagaimana mereka dihasilkan.

"Ada sinyal infrasonik misterius yang terjadi beberapa kali per jam pada beberapa penerbangan tapi sumbernya sama sekali tidak diketahui," ungkap salah seorang peneliti Daniel Bowman, dikutip dari Live Science, Minggu (14/5/2023).

Perlu diketahui bahwa lapisan stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 14,5 km hingga 50 km. Pada stratosfer ini terdapat atmosfer dan dipenuhi lapisan ozon yang membendung sinar ultraviolet. Mayoritas suara di ketinggian ini berasal frekuensi rendah permukaan Bumi.

Bowman bersama rekan-rekannya tertarik untuk mengetahui suara yang terjadi di stratosfer. Ilmuwan senior Sandia National Laboratories ini pun membuat serangkaian balon plastik selebar 7 meter.

Mereka mengikatnya dengan sensor infrasonik yang disebut dengan mikrobarometer dan menambah bubuk arang. Arang yang gelap memicu sinar Matahari memanaskan udara di dalam balon sehingga membuatnya melayang.

Bowman menjelaskan, pada dasarnya balon yang mereka buat merupakan kantong plastik raksasa dengan debu arang di dalamnya yang membuat gelap.

Peneliti membuatnya dari plastik pelukis dari toko perangkat keras, pita pengiriman, dan bubuk arang dari toko peralatan piroteknik.

"Saat Matahari menyinari balon yang gelap, udara di dalamnya memanas dan menjadi ringan. Tenaga surya pasif ini cukup untuk membawa balon dari permukaan ke ketinggian lebih dari 20 km di langit," kata Bowman.

Penerbangan balon pertama mereka dilepaskan tahun 2016 dengan jumlah 50 balon ke langit. Awalnya mereka mendeteksi suara letusan gunung berapi. Namun mereka juga mendapat suara lainnya.

Pada penerbangan ini peneliti menangkap suara gemuruh frekuensi rendah secara berulang yang sinyalnya tak dapat dilacak. Mereka pun mengatakan akan terus menyelidiki suara yang ada di stratosfer. Peneliti akan melacak lebih banyak suara ke titik asalnya untuk mengidentifikasinya lebih lanjut.

Editor: Ismet Humaedi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut