Ahli Geofisika Temukan Struktur Aneh Tersembunyi di Bawah Bumi

CALIFORNIA, iNews.id - Ahli geofisika di University of Maryland menemukan sesuatu yang baru terkait Bumi. Temuan terbarunya diterbitkan dalam sebuah paper di jurnal Science.

Paper baru ahli geofisika menggambarkan penemuan struktur yang sebelumnya tidak diketahui di sekitar inti Bumi. Seperti halnya planet berbatu mana pun, semakin dalam maka semakin panas pula yang terjadi.

Baca Juga

NASA Pamer Gambar Area Mars, Tampilkan Lapisan Rumit Batu di Sana

Ini adalah produk dari tekanan kuat yang diberikan oleh gravitasi yang menekan semua material yang disebut Bumi. Jika masuk cukup dalam, Anda akan menemukan batu sangat panas sehingga menjadi cair. Tapi, tidak semua batu ini diciptakan sama.

Layaknya yang dijelaskan para peneliti, mereka dapat menggunakan rekaman gelombang seismik untuk menyediakan semacam peta tiga dimensi dari area dekat inti Bumi yang menunjukkan kejutan. Berharap menemukan transisi yang seragam antara mantel dan inti, tim bukannya menemukan struktur berbatu besar yang jauh lebih padat dibanding yang diperkirakan sebelumnya.

Baca Juga

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Terima Laporan Kenaikan Pangkat 84 Pati

Mereka meminta bantuan algoritma kecerdasan buatan yang disebut Sequencer untuk memehami ribuan seismogram yang ditangkap selama ratusan gempa Bumi besar antara 1990 hingga 2018, sebagaimana dikutip dari BGR, Sabtu (13/6/2020).

Begitu datanya crunch, para peneliti bisa melihat struktur aneh di bawah planet ini. Struktur ini hanyalah fitur berbatu yang bertahan di area yang seharusnya mereka tidak ada.

Baca Juga

Lander InSight Akhirnya Berhasil Mendorong Mole ke Tanah Mars

“Dengan melihat ribuan inti mantel bergema sekaligus, alih-alih berfokus pada beberapa sekaligus seperti yang biasanya dilakukan, kami mendapatkan perspektif yang baru. Ini menunjukkan kepada kita wilayah batas inti-mantel memiliki banyak struktur yang dapat menghasilkan gema ini, dan itu adalah sesuatu yang tidak kita sadari sebelumnya karena kita hanya memiliki pandangan yang sempit,” penulis utama paper Doyeon Kim.

Editor: Dini Listiyani