Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Peserta Sambut Positif Pelatihan Kecerdasan Buatan MNC Peduli-MNC University 
Advertisement . Scroll to see content

AI Diduga Jadi Biang Kerok Kegagalan Berkomunikasi dengan Alien, Begini Penjelasannya

Rabu, 15 Mei 2024 - 08:04:00 WIB
AI Diduga Jadi Biang Kerok Kegagalan Berkomunikasi dengan Alien, Begini Penjelasannya
AI Diduga Jadi Biang Kerok Kegagalan Berkomunikasi dengan Alien (Foto: unsplash)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Artificial Intelligence (AI) mengalami kemajuan pesat selama beberapa tahun terakhir. Sejumlah ilmuwan kini sedang mempertimbangkan pengembangan kecerdasan buatan super (ASI).

Ide ini adalah inti dari paper penelitian yang baru diterbitkan di Acta Astronautica. Mungkinkan AI menjadi filter hebat di alam semesta,  ambang batas yang mencegah sebagian besar kehidupan berevolusi menjadi peradaban luar angkasa. 

Konsep ini yang mungkin menjelaskan mengapa pencarian kecerdasan luar angkasa (SETI) belum mendeteksi tanda-tanda peradaban teknis maju di tempat lain di galaksi.

Hipotesis filter hebat pada akhirnya solusi yang diajukan terhadap Paradoks Fermi. Ini mempertanyakan mengapa di alam semesta yang luas dan cukup kuno menampung miliaran planet yang berpotensi layak huni, kita belum mendeteksi tanda-tanda peradaban alien.

Kemajuan pesat AI, yang berpotensi mengarah pada ASI, mungkin bersinggungan dengan fase penting dalam perkembangan peradaban – transisi dari spesies satu planet ke spesies multiplanet.

Hipotesis tersebut menunjukkan ada rintangan yang tidak dapat diatasi dalam garis waktu evolusi peradaban yang mencegah mereka berkembang menjadi entitas penjelajah luar angkasa, sebagaimana dikutip dari Space.com. Di sinilah banyak peradaban bisa goyah, dengan kemajuan yang jauh lebih pesat dari AI dibandingkan kemampuan manusia untuk mengendalikannya atau mengeksplorasi Tata Surya secara berkelanjutan.

Tantangan AI, dan khususnya ASI, terletak pada sifat AI yang otonom, dapat memperkuat diri, dan meningkatkan kemampuan. Dia memiliki potensi untuk meningkatkan kemampuannya dengan kecepatan yang melampaui garis waktu evolusi kita tanpa AI.

Potensi terjadinya kesalahan sangat besar, sehingga menyebabkan kehancuran peradaban biologis dan AI sebelum mereka sempat menjadi multiplanet. 

Misalnya, jika negara-negara semakin bergantung dan menyerahkan kekuasaan pada sistem AI otonom yang bersaing satu sama lain, maka kemampuan militer dapat digunakan membunuh dan menghancurkan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini berpotensi menyebabkan kehancuran seluruh peradaban kita, termasuk sistem AI itu sendiri.

Penelitian ini bukan sekedar kisah peringatan akan potensi malapetaka. Ini menjadi seruan bagi umat manusia membangun kerangka peraturan yang kuat demi memandu pengembangan AI, termasuk sistem militer.

Hal ini bukan hanya tentang mencegah penggunaan AI yang jahat di Bumi; ini juga tentang memastikan evolusi AI selaras dengan kelangsungan hidup spesies kita dalam jangka panjang. Ini menunjukkan kita perlu mengerahkan lebih banyak sumber daya untuk mewujudkan masyarakat multiplanet sesegera mungkin.

Integrasi AI otonom dalam sistem pertahanan militer harus menjadi perhatian khusus. Sudah ada bukti manusia akan secara sukarela menyerahkan kekuasaannya kepada sistem yang semakin mampu. Karena, mereka dapat melaksanakan tugas-tugas berguna dengan lebih cepat dan efektif tanpa campur tangan manusia. 

Oleh karena itu, pemerintah enggan mengatur hal ini karena adanya keuntungan strategis yang ditawarkan oleh AI. Di dunia seperti ini, menyerahkan kekuasaan kepada sistem AI demi mendapatkan keuntungan taktis dapat secara tidak sengaja memicu serangkaian peristiwa yang meningkat dengan cepat dan sangat merusak. Dalam sekejap mata, kecerdasan kolektif planet kita bisa musnah.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut