Bagaimana Aturan Belum 5 Menit saat Makanan Jatuh dalam Pandangan Sains? Begini Penjelasannya
JAKARTA, iNews.id - Ungkapan belum 5 menit sudah tidak asing bagi sejumlah masyarakat Indonesia saat makanan jatuh. Namun, bagaimana sebenarnya dari kaca mata sains terkait aturan tersebut?
Ilmuwan pengetahuan menjawab mengenai jumlah waktu aman untuk memakan makanan yang terjatuh ke lantai. Ternyata itu semua tergantung pada jenis makanan dan di mana menjatuhkannya.
Makanan 'basah' seperti potongan semangka, apel, dan daging menarik banyak bakteri lebih cepat dibandingkan makanan kering seperti keripik atau kue. Jadi dengan makanan ini, kata ahli, semakin sedikit waktu di lapangan semakin baik.
Meskipun kamar mandi dan dapur menampung bakteri paling banyak, tidak ada tempat yang aman untuk menghindari bakteri di rumah karena setidaknya 400 kuman mikroskopis berada di area seperti ruang tamu.
Penelitian tersebut mengungkapkan ada 30.000 sel bakteri per 100 mililiter air di trotoar, termasuk kotoran dan E. Coli yang kemudian dilacak ke dalam rumah Anda dan dipindahkan ke makanan apa pun yang Anda jatuhkan ke lantai.
Meskipun menyiram makanan di bawah air menghilangkan beberapa partikel yang terlihat seperti debu atau rambut, hal ini tidak menghilangkan kuman yang tertular dari lantai, terlepas dari apakah makanan tersebut berada dalam waktu lima detik.
"Sayangnya, aturan lima detik hanyalah mitos," kata Dr. Wendi Lebrett, seorang dokter penyakit dalam dan rekan gastroenterologi mengatakan kepada Food and Wine.
Beberapa orang percaya aturan lima detik berasal dari penguasa Mongol dan tiran Jenghis Khan yang menuntut orang-orang tetap memakan makanan yang jatuh ke lantai selama jamuan makannya.
Sebuah studi Universitas Rutgers pada 2016 mengamati empat jenis makanan: semangka, roti, roti dengan mentega, dan permen bergetah.
Temuan mereka mengungkapkan semangka memiliki bakteri paling banyak setelah aturan lima detik (97 persen). Sedangkan roti dan roti dengan mentega berturut-turut memiliki 94 dan 82 persen bakteri. Permen bergetah menunjukkan 62 persen bakteri menempel padanya.
Meskipun jumlah tersebut tampak kecil, para ilmuwan telah memperingatkan bakteri berbahaya ada di setiap permukaan yang bersentuhan dengan kita dan dapat berpindah ke makanan begitu bersentuhan.
Editor: Dini Listiyani