Bagaimana Proses Terjadinya Hari Tanpa Bayangan? Berikut Penjelasannya
JAKARTA, iNews.id - Bagaimana proses terjadinya hari tanpa bayangan akan diulas pada artikel kali ini. Hari tanpa bayangan matahari merupakan fenomena alam yang terjadi di mana matahari berada pada posisi 90 derajat saat melintasi beberapa wilayah di bumi.
Pada posisi tersebut, tidak ada bayangan yang terbentuk dari benda tegak tak berongga saat tengah hari. Di Indonesia, fenomena unik ini terjadi dua kali dalam setahun.
Fenomena hari tanpa bayangan berkaitan dengan gerak semu tahunan matahari. Gerak semu akan membuat matahari seolah bergerak ke arah utara dan selatan bumi setiap tahunnya.
Gerak semu matahari terjadi karena titik rotasi bumi berada posisi tidak tegak lurus terhadap matahari, sehingga ketika bumi mengelilingi matahari, akan tampak matahari yang bergerak dari utara dan selatan bumi.
Melansir lapan.go.id, hari tanpa bayangan atau dalam istilah astronomi disebut kulminasi, terjadi karena perspektif cahaya akibat Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan berada pada bujur yang sama. Oleh karena itu, matahari berdiri tepat di atas kepala dan akan jatuh tepat di bawah benda yang terkena sinarnya.
Namun demikian, cahaya tersebut tidak akan hilang seutuhnya karena masih bisa dilihat dari jarak yang lebih tinggi dan akan terlihat seperti biasa. Kulminasi cahaya tidak akan mengalami pergeseran dari objek yang dituju.
Hari tanpa bayangan akan terjadi sebanyak dua kali di kota-kota yang terletak diantara Garis Balik Utara (23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (23,4 derajat Lintang Selatan).
Bayangan yang lenyap tersebut terjadi karena perspektif cahaya. Hal ini dikarenakan antara GBU (Garis Balik Utara) dan GBS (Garis Balik Selatan) bertempatan di bujur yang sama, oleh karena itu matahari berdiri tepat di atas kepala dan jatuh nya pun tepat dibawah benda yang disinarinya.
Namun cahaya-cahaya ini tak lenyap seutuhnya sebab apabila dilihat dari jarak yang lebih tinggi bayangan itu tetap terlihat sebagaimana mestinya. Karena disaat kulminasi cahaya tidak bergeser dari objek yang dituju.
Peristiwa ini tidak hanya terjadi pada siang hari saja, sebab ketika malam tiba fenomena tersebut akan sama terjadi dan diberi nama vernal equinox.
Dilansir dari apod.nasa.gov, dengan fenomena vernal equinox atau ketika siang dan malam memiliki waktu yang sama. Siang akan lebih lama dari malam di belahan bumi selatan dan malam akan lebih lama dari siang di bagian bumi utara.
Titik matahari dan bumi akan terjadi di tengah-tengah antara dua titik matahari, sehingga membuat waktu siang dan malam paling tidak sama.
Di Indonesia hari tanpa bayangan juga dirayakan, salah satunya di kota Pontianak. Pontianak merupakan salah satu daerah yang terletak di garis khatulistiwa.
Editor: Komaruddin Bagja