Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tragis! 3 Astronaut China Terlantar di Luar Angkasa gegara Tabrak Puing Antariksa
Advertisement . Scroll to see content

Begini Metode Terbaru NASA Berburu Exoplanet, Melibatkan Astronom Amatir

Selasa, 13 Juni 2023 - 13:21:00 WIB
Begini Metode Terbaru NASA Berburu Exoplanet, Melibatkan Astronom Amatir
Begini Metode Terbaru NASA Berburu Exoplanet (Foto: NASA)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Exoplanet diprediksi sebanyak jumlah bintang di alam semesta, beberapa di antaranya mirip Bumi. Tapi, belum lama ini exoplanet aneh baru ditemukan. 

Para astronom memiliki alat seperti James Webb Space Telescope untuk membantu mengidentifikasi exoplanet dan mengintip ke dalam atmosfernya. Tapi, waktu observasi yang tersedia di teleskop besar dan terkenal ini terbatas. 

Jadi, untuk membantu menemukan exoplanet baru, NASA beralih ke sumber daya yang kurang dimanfaatkan yakni citizen scientist. Program NASA yang baru diperluas bernama Exoplanet Watch mengundang anggota masyarakat untuk membantu mengamati exoplanet menggunakan metode analisis data yang sama yang digunakan oleh para profesional. 

Mengingat sekarang ada lebih dari 5.000 exoplanet yang diketahui, Anda mungkin berpikir planet-planet ini mudah diamati. Tapi bukan itu masalahnya. Sebagian besar exoplanet tidak mungkin diamati secara langsung, karena ukurannya jauh lebih kecil dan redup daripada bintang-bintang yang mengorbitnya. 

Jadi para astronom amatir, seperti para profesional, mengandalkan pengamatan tidak langsung untuk memberi tahu mereka ada planet di sana. Fokus utama Exoplanet Watch adalah untuk melihat jenis planet yang disebut Jupiter panas - "planet besar di sekitar bintang terang", seperti yang dijelaskan Zellem - dan mengamati transitnya. 

Transit terjadi ketika salah satu planet melintas di antara kita dan bintang induknya, membuat cahaya dari bintang induk untuk sementara menjadi lebih redup. Dengan mengamati waktu yang tepat dan jumlah penurunan kecerahan ini, para astronom dapat mengetahui seberapa besar planet ini dan seberapa jauh orbitnya dari bintangnya, sebagaimana dikutip dari Digital Trends. 

Ini adalah metode yang digunakan banyak teleskop pemburu eksoplanet profesional, seperti Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA atau Satelit Exoplanet (CHEOPS) ESA. Keduanya teleskop berbasis luar angkasa, yang berarti mereka mendapatkan pemandangan luar biasa ke luar angkasa tanpa terhalang oleh atmosfer bumi, tapi waktu pengamatannya sangat terbatas.

Teleskop profesional berbasis darat lainnya juga mengamati exoplanet, tetapi mereka menghadapi kendala besar dan tidak dapat diprediksi yakni cuaca. Jika ada langit mendung di atas observatorium, pengamatan sepanjang malam akan hilang — sesuatu yang telah ditangani oleh setiap astronom profesional. 

“Ada banyak malam yang saya lewatkan secara pribadi di barat daya Amerika Serikat, atau Mauna Kea di Hawaii, karena cuaca. Itulah risiko yang Anda hadapi dengan mendapatkan waktu di observatorium profesional acak mana pun," kata Rob Zellem dari NASA Jet Propulsion Laboratory,

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut