Bukan karena Alien, Ini Fakta Menarik Lukisan Batik Raksasa di Tambak Garam yang Bikin Heboh
JAKARTA, iNews.id - Masyarakat dikejutkan dengan lukisan batik raksasa mirip crop circle. Rupanya ada fakta menarik yang perlu diketahui dari lukisan misterius di tanah yang luas tersebut.
Lukisan batik raksasa di tambak garam itu memang mengingatkan dengan fenomena crop circle. Namun jangan salah sangka dulu, lukisan batik di tambak garam tersebut bentuk kreativitas terbaik dari anak bangsa.
Keberadaan lukisam itu terdeteksi melalui unggahan video pendek akun Instagram @ajimalik_arza. Dari unggahan terlihat tambak garam yang memesona dan berbeda dengan lainnya karwna dilukis menyerupai batik.
Dikutip dari Antara, lukisan batik raksasa tersebut berada di tambak garam Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Jawa Tengah. Lukisan batik raksasa itu merupakan bagian dari pertunjukan seni yang bertajuk Bancaan Rupa antara seniman dan petani garam di Desa Dasun.
Seniman yang dilibatkan dalam lukisam adalah Eggy Yunaedi, seorang seniman asal Rembang yang dibantu dua orang asisten yakni Sofyan Kancil dan Imam Bocah.
Lalu bagaimana cara mereka melukis batik raksasa di sebuah tambak garam? Caranya dengan membentuk lukisan monokrom di atas tiga petak tambak.
Setelah itu baru mereka menebar garam di setiap bidang yang tersedia. Jadinya, taburan putih butiran garam di atas warna tanah tambak tersebut akan memunculkan figur petani garam.
Selain itu juga ada ornamen-ornamen yang menggambarkan Bumi, Matahari, Air dan angin serta gunungan, naga dan burung hong serta ornamen Islami.
Simbol empat elemen alam dan tiga elemen budaya itu juga diwujudkan dalam tujuh kerucut garam melambangkan doa dan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas alam dan budaya yang memberi penghidupan kepada petani garam maupun masyarakat Desa Dasun.
“Lukisan berukuran 21 kali 33 meter tersebut, tentunya akan menjadi lukisan garam di atas tambak yang pertama dan terbesar di dunia,” ujar Kepala Desa Dasun Sujarw.
Untuk diketahui, Desa Dasun sendiri dahulu dikenal sebagai pusat galangan kapal pada zaman Kerajaan Majapahit dan Demak. Saat ini, Desa Dasun juga dikenal sebagai desa penghasil garam dan ikan bandeng di daerah Rembang.
“Kami masyarakat Desa Dasun selama hidup tidak pernah lepas dengan tambak maupun garam. Tiga perempat wilayah Desa Dasun adalah tambak sehingga menjadi urat nadi kehidupan masyarakat. Sekarang ini pada musim kemarau Tambak Dasun digunakan untuk membuat garam, sedangkan musim hujan digunakan untuk budidaya ikan bandeng,” ujar Sujarwo.
Menurut cerita masyarakat, ladang garam di Desa Dasun merupakan tambak garam tertua. Konon, ini adalah tambak garam pertama sejak terjadi monopoli garam oleh Belanda pada 1870. Sedangkan tradisi bancaan dan ambengan sudah menjadi ritus yang mendarah daging bagi masyarakat pesisir Desa Dasun.
Editor: Dini Listiyani