Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gempa Bumi Bermagnitudo 6,0 Guncang Xinjiang China
Advertisement . Scroll to see content

China Unjuk Teknologi, 21 Robot Bertanding Lawan Manusia dalam Lomba Lari Maraton di Beijing

Sabtu, 19 April 2025 - 21:03:00 WIB
China Unjuk Teknologi, 21 Robot Bertanding Lawan Manusia dalam Lomba Lari Maraton di Beijing
China unjuk gigi dalam pengembangan teknologi robotika dengan membawa 21 robot ikut lomba lari maraton sejauh 21 km. (Foto: YouTube ShanghaiLetsMeet)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - China unjuk gigi dalam pengembangan teknologi robotika. Mereka mempertandingkan 21 robot humanoid (robot manusia) melawan pelari manusia dalam ajang Yuzhuang Half Marathon di E-Town, Beijing, China, Sabtu (19/4/2025) pagi waktu setempat.

Ini menjadi ajang pertama kalinya mesin-mesin berlomba bersama manusia dalam lintasan sejauh 21 km. Robot-robot tersebut berasal produsen teknologi China, seperti DroidVP dan Noetix Robotics.

Mereka hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari robot setinggi 120 cm hingga 1,8 meter. Bahkan ada robot hampir mirip manusia, dengan fitur feminin dan kemampuan mengedipkan mata serta tersenyum.

Beberapa perusahaan menguji robot mereka berminggu-minggu sebelum ikut perlombaan. Pejabat Beijing menggambarkan acara tersebut lebih mirip dengan kompetisi balap mobil, karena melibatkan tim teknik dan navigasi.

"Robot-robot berjalan dengan sangat baik, sangat stabil ... Saya merasa menyaksikan evolusi robot dan AI," kata penonton He Sishu, yang bekerja di perusahaan bidang kecerdasan buatan (AI) dilansir dari France 24, Sabtu (19/4/2025).

Robot-robot tersebut didampingi instruktur manusia. Beberapa di antaranya harus mendukung mesin-mesin tersebut selama perlombaan.

Beberapa robot mengenakan sepatu lari, dengan satu mengenakan sarung tinju dan yang lainnya mengenakan ikat kepala merah dengan tulisan "Bound to Win" dalam bahasa Mandarin.

Robot Tiangong Ultra dari Beijing Innovation Center of Human Robotics, tanpil sebagai juara dalam kategori robot dengan catatan waktu 2 jam 40 menit. Sementara pemenang lomba untuk kategori manusia mencatatkan waktu 1 jam 2 menit.

Tang Jian, kepala bagian teknologi pusat Robotics, mengatakan kinerja Tiangong Ultra dibantu kaki yang panjang dan algoritma yang memungkinkannya meniru cara manusia lari maraton.

"Saya tidak ingin menyombongkan diri, tetapi saya pikir tidak ada perusahaan robotika lain di Barat yang dapat menyamai prestasi olahraga Tiangong," kata Tang, seraya menambahkan bahwa robot tersebut hanya mengganti baterai tiga kali selama perlombaan.

Beberapa robot, seperti Tiangong Ultra, memang berhasil menyelesaikan perlombaan, namun beberapa lainnya mengalami kesulitan sejak awal.

Seperti salah satu robot android berukuran lebih kecil, sempat terjatuh dan tergeletak di jalan selama beberapa menit, bangkit sendiri diiringi sorak sorai penonton yang menyaksilan.

Model lainnya ada yang ditenagai baling-baling dan dirancang agar tampak seperti Transformer, berbelok melintasi garis start sebelum menabrak pembatas dan menjatuhkan seorang teknisi.

Meskipun robot humanoid telah muncul di ajang lari maraton China selama setahun terakhir, ini adalah pertama kalinya mereka berlomba bersama manusia. Mereka berharap investasi dalam industri baru, seperti robotika dapat membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. 

Namun, beberapa analis mempertanyakan apakah robot yang mengikuti lomba lari maraton merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk potensi industri mereka.

"Saya pikir ini merupakan dorongan besar bagi seluruh industri robotika," kata Cui Wenhao, seorang insinyur berusia 28 tahun di Noetix Robotics, menanggapi lomba tersebut.

"Sejujurnya, sangat sedikit peluang bagi seluruh industri untuk berlari dengan kecepatan penuh dalam jarak atau durasi yang begitu jauh. Ini adalah ujian serius bagi baterai, motor, struktur – bahkan algoritma," ujarnya.

Alan Fern, profesor ilmu komputer, kecerdasan buatan, dan robotika di Oregon State University, memandang hal berbeda. Perusahaan-perusahaan China fokus memamerkan kemampuan berjalan, berlari, menari, dan kelincahan lainnya.

"Secara umum, ini adalah demonstrasi yang menarik, tetapi tidak banyak menunjukkan manfaat dari pekerjaan yang berguna atau jenis kecerdasan dasar apa pun," kata Fern.

Di sisi lain, perusahaan-perusahaan China fokus pada aplikasi industri untuk robot humanoid mereka, sehingga dapat memasuki industri pabrik, bisnis, dan kebutuhan rumah tangga.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut