Gunung Berapi Ditemukan di Exoplanet Seukuran Bumi, Lebih Aktif secara Vulkanik
JAKARTA, iNews.id- Dunia asing baru ditemukan seukuran Bumi kemungkinan mempunyai gunung berapi aktif. Emisinya dapat mempertahankan atmosfer.
Exoplanet yang dikenal sebagai LP-791-18 d mengorbit bintang kerdil merah sekitar 90 tahun cahaya dari Bumi, di kawah konstelasi selatan. Ini sedikit lebih besar dan masif dari Bumi. Menurut para peneliti mungkin jauh lebih aktif secara vulkanik dibanding Bumi.
"Siang hari mungkin terlalu panas untuk air cair ada di permukaan. Tetapi jumlah aktivitas vulkanik yang kami duga terjadi di seluruh planet dapat mempertahankan atmosfer, yang memungkinkan air mengembun di malam hari," kata rekan penulis Björn Benneke, seorang profesor astronomi di University of Montreal's Institute for Research on Exoplanets yang merencanakan dan mengawasi penelitian tersebut.
Tim peneliti menemukan dan mengkarakterisasi LP 791-18 d menggunakan data yang dikumpulkan oleh Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA dan Spitzer Space Telescope milik NASA.
TESS secara aktif memburu exoplanet dari orbit Bumi, mengamati penurunan kecerahan yang terjadi saat planet-planet ini melintasi wajah bintang induknya dari perspektif satelit.
Spitzer telah pensiun pada Januari 2020. Menurut pejabat NASA, pengamatan LP 791-18 d adalah yang terakhir dari ruang lingkup inframerah yang dioptimalkan sebelum dinonaktifkan.
LP 791-18 d planet ketiga yang ditemukan dalam sistem bintang khusus, bersama dengan LP 791-18 b dan c. Planet b, yang terdalam dari ketiganya, berukuran sekitar 20% lebih besar dari Bumi. Planet d, dunia terluar, sekitar 2,5 kali lebih luas dari Bumi dan setidaknya tujuh kali lebih masif.
Planet c dan d melintas relatif dekat satu sama lain selama orbitnya mengelilingi bintang induk kerdil merah. Interaksi ini memiliki konsekuensi signifikan bagi planet ekstrasurya yang baru ditemukan.
"Setiap lintasan dekat planet c yang lebih masif menghasilkan tarikan gravitasi di planet d, membuat orbitnya agak elips," kata pejabat NASA dalam pernyataan yang sama sebagaimana dikutip dari Space.
Editor: Dini Listiyani