Ini yang Terjadi jika Astronot Meninggal di Luar Angkasa
JAKARTA, iNews.id - Bagaimana nasib astronot yang meninggal di luar angkasa? Pertanyaan ini mungkin ada di pikiran sejumlah orang di luar sana.
Dikutip dari situs news18, NASA mengatakan tidak ada rencana yang pasti untuk menangani jasad jika seorang astronot meninggal saat melakukan perjalanan luar angkasa.
"Tanggapan NASA terhadap situasi di orbit yang tidak direncanakan akan ditentukan dalam proses kolaboratif real-time antara Flight Operations Directorate, NASA leadership, Human Health and Performance Directorate, dan International Partners," kata NASA kepada Popular Science Magazine.
Awak Soyuz 11, dalam misi Soviet 1971 menewaskan tiga orang di luar angkasa. Para kru mengunjungi stasiun luar angkasa pertama dan meninggal saat kapsul mereka kehilangan tekanan.
Dalam penyelidikan, para kru ditemukan menderita pendarahan otak karena nitrogen dan oksigen yang ada di tubuh mereka menggelembung dan menghancurkan pembuluh darah mereka.
Namun, NASA telah mencoba mengatasi masalah penyimpanan jasad di luar angkasa karena tak ada kepastian tubuh akan kembali ke Bumi untuk pemakaman. Perusahaan eco-burial Swedia Promessa mengerjakan rekayasa peti mati luar angkasa ekonomi spasial yang akan menyempitkan jasad menjadi tablet kristal es beku-kering.
ISS dan astronot pesawat ulang-alik Terry Virts mengatakan astronot biasanya tidak membicarakan kecelakaan fatal yang mungkin terjadi karena kegagalan peralatan. "Kita semua mengerti itu kemungkinan, tapi tidak ada yang mau membahasnya," katanya.
Tapi, kebijakan NASA yang tak terlihat soal kematian mungkin bukan norma. Komanda Hadfield mengatakan kepada Popular Science semua mitra internasional yang terlatih untuk misi ke ISS sebenarnya mempersiapkan kematian seorang awak.
"Kami memiliki hal-hal yang disebut simulasi kontingensi, di mana kami mendiskusikan apa yang harus dilakukan dengan tubuh," katanya.
Hadfield membahas 'simulasi kematian' ini dalam bukunya An Astronauts Guide to Life. Seperti yang ditunjukkan Hadfield, mayat di luar angkasa menghadirkan beberapa masalah logistik utama. Fakta mayat adalah biohazard jelas merupakan perhatian terbesar.
Karena NASA tidak memiliki protokol untuk kematian mendadak di International Space Station (ISS), komandan stasiun mungkin akan memutuskan bagaimana menangani mayat itu.
“Jika seseorang meninggal saat berada di EVA, saya akan membawa mereka ke dalam airlock terlebih dahulu. Saya mungkin akan menyimpan mereka di dalam setelan bertekanan mereka; tubuh benar-benar membusuk lebih cepat dalam pakaian antariksa, dan kami tidak ingin bau daging busuk atau gas beracun, itu tidak bersih. Jadi kami akan menyimpannya dalam setelan mereka dan menyimpannya di tempat yang dingin di stasiun," kata Hadfield.
Editor: Dini Listiyani