Kesaksian Astronot ISS Melihat Akhir Pesawat Rusia Terbakar di Atmosfer: Mengingatkan pada Kembang Api
JAKARTA, iNews.id - Astronot International Space Station (ISS) menyaksikan matinya pesawat luar angkasa Rusia. Mereka melihat pesawat luar angkasa Rusia terbakar di atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.
Beberapa jam sebelumnya, pesawat luar angkasa Progress MS-23 yang diidentifikasi NASA sebagai Progress 84 telah berlabuh di post orbit. Beruntung, kejadian ini sepenuhnya direncanakan dan merupakan bagian dari prosedur rutin kapal kargo Rusia yang berangkat dari ISS.
Namun yang tidak biasa, pembakaran tersebut disaksikan oleh awak stasiun luar angkasa, dan astronot NASA Jasmin Moghbeli bisa mendapatkan beberapa foto momen terakhir pesawat luar angkasa tersebut.
“Sebelumnya hari ini, kendaraan kargo Roscosmos Progress lepas landas dan berangkat dari stasiun luar angkasa,” tulis Moghbeli, yang tiba di ISS untuk pertama kalinya pada bulan Agustus, dalam postingan media sosial (di bawah) yang menyertakan gambar dramatis tersebut.
Astronot Amerika tersebut mengatakan dia dapat melihat pesawat luar angkasa tersebut terbakar sekitar empat jam setelah lepas dari stasiun luar angkasa setelah berada di orbit selama enam bulan.
“Itu terjadi lebih cepat dari yang saya kira dan hanya terlihat sekitar 2-3 menit. Itu mengingatkan saya pada kembang api, terutama ketika pecah," ujarnya sebagaimana dikutip dari Digital Trends.
Dia juga berterima kasih kepada staf lapangan yang telah memberi tahu dia di mana harus mencari, sehingga dia memiliki kesempatan terbaik untuk menyaksikan pertunjukan kembang api di luar angkasa.
Kapal kargo Progress MS-23 berlabuh di ISS pada Mei, membawa serta perbekalan seperti makanan dan peralatan. Berbeda dengan pesawat luar angkasa Dragon milik SpaceX, kendaraan Progress tidak dapat digunakan kembali, jadi membuangnya dengan membakarnya di atmosfer Bumi cara paling efisien untuk membuangnya.
Pesawat ruang angkasa Progress juga bertindak sebagai tempat sampah raksasa, dan akan penuh dengan sampah dari stasiun tersebut ketika mengalami akhir yang membara pada Rabu.
Editor: Dini Listiyani