Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cara Menghapus Repository di GitHub dengan Mudah
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Tanmay Bakshi, Giat Belajar Coding sejak Usia 5 Tahun

Senin, 02 Januari 2023 - 09:30:00 WIB
Kisah Tanmay Bakshi, Giat Belajar Coding sejak Usia 5 Tahun
Kisah Tanmay Bakshi (Foto: Tanmay Bakshi/Instagram)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bagi sebagian orang nama Tanmay Bakshi mungkin asing. Namun, di luar negeri dia terkenal karena kejeniusannya di usia muda. Seperti apa sosok Tanmay Bakshi yang perlu Anda ketahui. 

Bakshi adalah programmer komputer, pakar AI, pengembangan untuk Machine Learning, dan juara IBM for Cloud. Dia sudah malang melintang berbicara pada konferensi International Business Machines (IBM) Watson dan TEDx Talk. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa, NASSCOM, Linux Foundation, Apple, SAP, IBM, dan Walmart adalah beberapa organisasi yang menjadi pembicara utamanya. Semua kesuksesan itu dia dapat pada usia mudah lho. 

Bergabung dengan IBM saat Usia 11 Tahun

Sebagaimana dikutip dari CNBC, meskipun Bakshi baru tertarik pada IBM di usia ke-11 tahun, pengetahuannya di industri teknologi dimulai jauh lebih awal. Saat teman-teman seusianya sibuk menumpuk Lego, Bakshi yang berusia 5 tahun justru giat belajar cara membuat kode.

Sang ayah, Puneet Bakshi, bekerja sebagai pemrogram komputer selama beberapa tahun. Saat ayahnya mengetikkan kode, putranya malah terpesona menyaksikan prosesnya. "Sangat menarik bagi saya bagaimana komputer benar-benar dapat melakukan apa saja," kata Bakshi.

"Saya ingin tahu apa yang terjadi di balik back-end dan melihat bagaimana Anda dapat mengontrol komputer dan memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan," ujarnya. 

Merasakan keingintahuan Bakshi yang mulai tumbuh, sang ayah mengajarinya cara memprogram. Dari situ, Bakshi mulai menggunakan internet dan membaca buku tentang pemrograman. Pada usia tujuh tahun, Bakshi membuat saluran YouTube tempat dia memposting tutorial terkait pengkodean dan pengembangan web. 

Menariknya, setiap unggahan videonya terdapat ribuan pertanyaan dari para warganet. Sadar akan kurangnya pengetahuan soal pemrograman dan machine learning, Bakshi kemudian menjadikan saluran YouTube-nya untuk bantu 100.000 calon anak dan pemula dalam perjalanan belajar coding mereka.  

Pada usia delapan tahun, Bakshi belajar sendiri cara mengembangkan aplikasi iOS. Lalu, menginjak usia 9 tahun, aplikasi pertamanya, yang mengajarkan perkalian, diterima di App Store. Seiring berjalannya waktu, Bakshi kehilangan minat dalam pemrograman.  

"Saya selalu merasa kalau teknologi sangat terbatas. Saya selalu merasa ketika Anda memasukkan sesuatu, hal tersebut akan menjadi usang," kata remaja tersebut.

Hal tersebut kemudian berubah di usianya 11 tahun. Saat mengunggah video YouTube, dia menemukan sebuah film dokumenter tentang mesin "penjawab pertanyaan" IBM Watson. Dia mengungkapkan itu adalah kali pertamanya mendengar tentang kecerdasan buatan AI dan langsung menghilangkan kebosanannya. 

"Dari sana, saya langsung terhubung dengan IBM Watson dan AI," kenang Bakshi.

Dalam seminggu, dia telah membuat aplikasi Watson pertamanya, yang dinamakan dengan Ask Tanmay. Aplikasi ini menjawab kembali pertanyaan dengan menimbang jawaban terbaik sebelum memberikan jawaban.

Remaja ini kemudian menemukan layanan IBM yang disebut Konversi Dokumen, yang masih dalam versi alfa pada saat itu. Dimana tujuan utama perangkat lunak ini adalah mengkonversi dokumen dari satu format, seperti PDF, ke format lain seperti HTML. Dalam beberapa menit bermain-main dengan perangkat lunak, Bakshi menemukan bug. Dia memposting temuannya di situs web pemrograman dan di Twitter pribadinya.

Secara Teknis Bakshi tidak bekerja untuk IBM. Hal ini dikarenakan dia tak mendapat bayaran. Tapi, dirinya banyak melakukan kerjasama dengan perusahaan tersebut dalam berbagai proyek.

Mendapat Banyak Penghargaan

Keahlian AI yang dikuasai Bakshi membuatnya diganjar dengan banyak penghargaan. Usai berbicara di Knowledge Summit 2017 di Dubai, dia mendapatkan penghargaan Knowledge Ambassador Award dari Penguasa Dubai Mohammed bin Rashid Al Maktoum. Dia juga menjadi juara IBM Cloud dan menjadi penasihat kehormatan IBM Cloud.

Membantu Sesama

Bakshi tidak hanya menghabiskan hidupnya untuk konferensi, dia juga bekerja memperbaiki kehidupan masyarakat umum. Dia mengembangkan jaringan neural, sistem komputer seperti otak manusia atau sistem saraf.

“Saya menemukan jaringan neural buatan memang berguna pada ranah perawatan kesehatan. Kesehatan adalah ranah yang bisa dikembangkan AI,” ujarnya.

Proyek kesehatan yang dikembangkan Bakshi adalah Cognitive Story. Dalam proyek tersebut juga melibatkan mitra IBM seperti Darwin Ecosystem, Not So Rocket Science, dan motornya Rob High. 

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut