Koloni Manusia di Mars Diprediksi Berbeda dengan Bumi, Tengkorak Menyusut hingga Kulit Oranye
JAKARTA, iNews.id - Sejumlah ilmuwan berpikir kolonisasi Mars bisa menjadi kesempatan terbaik untuk memastikan manusia bertahan hidup. Namun, kehidupan di Planet Merah akan penuh tantangan.
NASA dan Elon Musk menargetkan pengiriman manusia ke Mars dalam beberapa dekade mendatang. Saat NASA dan Musk mengerjakan logistik, peneliti lain bertanya-tanya soal apa yang dilakukan lingkungan baru terhadap tubuh manusia.
Ada kemungkinan koloni Mars akhirnya bisa berevolusi menjadi manusia tipe baru. Dr. Scott Solomon, ahli biologi evolusioner di Rice University Houston, berpendapat manusia yang hidup di Mars dapat mengembangkan kulit oranye, sebagaimana dikutip dari The Sun.
Dia membahas gagasan itu dalam bukunya 2016 Future Humans: Inside the Science of Our Continuing Evolution. Mars memiliki atmosfer yang jauh lebih tipis daripada yang ada di Bumi dan tidak ada perlindungan medan magnet.
Itu berarti manusia perlu menemukan cara untuk bertahan hidup dari radiasi penyebab kanker tingkat tinggi. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan menelan sejumlah besar makanan yang mengandung karotenoid.
Pigmen ini ditemukan dalam hal-hal seperti wortel dan labu dan itulah yang membuatnya berwarna oranye. Karotenoid di kulit dan aliran darah manusia dapat membantu melindungi diri dari dampak radiasi yang berbahaya.
Solomon berpikir manusia dengan tingkat karotenoid tinggi akan lebih mungkin hidup cukup lama untuk bereproduksi. Di Bumi, melanin adalah pigmen kulit alami yang membantu melindungi kita dari sinar UV tetapi mungkin tidak cukup untuk melindungi manusia di Mars.
Mikroba di Bumi mengandalkan karotenoid untuk melindungi diri dari sinar UV yang berbahaya dan para peneliti sudah mencari tanda-tanda pigmen di Mars. Bukti itu bisa menunjukkan bahwa planet ini dapat mendukung kehidupan.
Tengkorak menyusut
Menurut Business Insider, kondisi keras di Mars dapat mengecilkan kerangka dan otot manusia. Astronot yang tinggal di International Space Station (ISS) telah mengalami tulang yang melemah.
Jika efek ini dapat terjadi pada astronot dalam waktu singkat, para ilmuwan berpikir hidup penuh waktu di luar angkasa dapat secara drastis mengubah cara kita dibangun. Tengkorak yang menyusut dapat menyebabkan kondisi neurologis. Tulang dan otot yang lemah dapat menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya.
Mata Lebih Besar
Mars lebih jauh dari Matahari daripada Bumi dan hari biasa bisa terlihat seperti hari mendung di Bumi. Lingkungan yang lebih gelap ini dapat mengubah mata manusia dari waktu ke waktu.
Dr. Nathalie Cabrol, seorang ilmuwan planet, sebelumnya menjelaskan kepada NBC News: "Mata kita terbiasa dengan sejumlah cahaya di Bumi. Jika harus ada adaptasi terhadap kondisi lingkungan baru ini, maka sistem optik dan otak kita harus mengembangkan cara baru untuk mengumpulkan lebih banyak cahaya di retina, atau kita akan mengembangkan retina baru atau mata yang lebih besar."
Perubahan ukuran mata juga akan berdampak pada bentuk tengkorak manusia. Dalam berita lain, NASA telah meningkatkan perangkat lunak bahaya asteroid dengan beberapa perubahan penting yang akan membantunya mendeteksi batuan luar angkasa yang berpotensi berbahaya dengan lebih baik.
NASA telah mengungkapkan rekaman menakjubkan dari suar matahari yang sedang beraksi. Dan, badan antariksa AS sedang merencanakan misi penyelidikan 'asteroid emas' untuk diluncurkan musim panas ini.
Editor: Dini Listiyani