Kosmonot Pegang Bendera Luhansk di ISS, NASA Kecam Rusia Gunakan Stasiun untuk Tujuan Politik
JAKARTA, iNews.id - NASA mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras tindakan kosmonot Rusia di International Space Station (ISS) yang berpose dengan bendera yang dianggap sebagai propaganda anti-Ukraina.
Dalam gambar yang diunggah perusahaan luar angkasa Rusia Ruscosmos, para kosmonot terlihat memegang bendera Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk, dua wilayah separatis yang didukung Rusia di Ukraina Timur.
"NASA dengan keras menegur Rusia menggunakan stasiun luar angkasa internasional untuk tujuan politik, mendukung perangnya melawak Ukraina, yang pada dasarnya tidak konsisten dengan fungsi utama stasiun tersebut di antara 15 negara peserta internasional untuk memajukan ilmu pengetahuan dan mengembangkan teknologi tujuan damain," kata sektretaris pers NASA Jackie McGuinness sebagaimana dikutip dari The Verge.
Ini adalah teguran langka bagi NASA terhadap Rusia, yang merupakan mitra utama badan antariksa di International Space Station. Terlepas dari ketegangan yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan Rusia atas invasi terakhir Ukraina, NASA dan Roscosmos terus bekerja sama untuk mempertahankan operasi berkelanjutan di ISS, yang terus dikelola oleh astronot Amerika dan kosmonot Rusia.
Hubungan itu bertahan selama perang, bahkan ketika kepala Roscosmos telah membuat ancaman terbuka yang berpotensi menarik diri dari kemitraan ISS, dan Rusia bercanda tentang kemungkinan terdamparnya seorang astronot Amerika di luar angkasa. Ini adalah pertama kalinya NASA secara terbuka mengecam tindakan Rusia dan mitranya, Roscosmos, di luar angkasa di tengah invasi Ukraina.
Roscosmos memposting foto pada 4 Juli ke saluran Telegram perusahaan. Gambar menunjukkan tiga kosmonot saat ini di atas stasiun. Dalam gambar, Oleg Artemyev, Denis Matveev, dan Sergey Korsakov memegang dua bendera Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk.
“Hari Pembebasan Republik Rakyat Luhansk!” judul posting berbunyi.
Postingan itu muncul setelah perebutan kota Lysychansk pada 3 Juli, kota besar terakhir yang dipegang oleh Ukraina di Luhansk. Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk keduanya adalah negara separatis yang didukung Rusia di Ukraina.
Editor: Dini Listiyani