Lubang Hitam Supermasif Punya Kendali dalam Pembentukan Bintang
CALIFORNIA, iNews.id - Lubang hitam supermasif memiliki kemampuan mengendalikan bagaimana bintang terbentuk dan membentuk galaksi yang dibangun di sekitar mereka. Bukti observasi pertama proses tersebut tertulis dalam sebuah makalah penelitian dari University of California, Santa Cruz.
Lubang hitam supermasif diyakini jutaan kali lebih besar dari Matahari biasa dan memancarkan banyak energi, sehingga mereka benar-benar bisa menghentikan galaksi mereka untuk membentuk bintang baru. Hal itu terjadi karena energi yang mengalir keluar lubang hitam mampu memanaskan dan menghilangkan gas, yang seharusnya mengembun menjadi bintang saat didinginkan.
Tim peneliti mengatakan, mereka bisa merekamnya dengan melihat galaksi di mana massa pusat lubang hitam telah diukur. Setelah itu, mereka akan menganalisis jumlah cahaya yang datang dari galaksi untuk melihat apakah mereka masih aktif membentuk bintang baru.
"Kami telah menghubungi feedback untuk membuat simulasi bekerja, tanpa benar-benar mengetahui bagaimana hal itu terjadi," kata Jean Brodie, profesor astronomi dan astrofisika di UC Santa Cruz yang dikutip iNews.id dari Mirror, Kamis (3/1/2018).
"Ini merupakan bukti observasi langsung pertama di mana kita bisa melihat efek dari lubang hitam pada sejarah pembentukan bintang galaksi," katanya lebih lanjut.
Munculnya massa lubang hitam yang bersangkutan memengaruhi saat bintang berhenti terbentuk. "Untuk galaksi dengan massa bintang yang sama, namun massa lubang hitam yang berbeda di tengahnya, galaksi dengan lubang hitam yang lebih besar dipadamkan lebih awal dan lebih cepat dibandingkan yang memiliki lubang hitam yang lebih kecil. Jadi, formasi bintang berlangsung lebih lama di galaksi-galaksi tersebut dengan pusat lubang hitam yang lebih kecil," ujar penulis utama dan peneliti postdoctoral di UC Santa Cruz Ignacio Martin-Navarro.
Peneliti lain telah mencari korelasi antara formasi bintang dan luminositas inti galaksi aktif tanpa keberhasilan. Martin-Navarro mengatakan, mungkin karena skala waktu sangat berbeda, dengan formasi bintang terjadi selama ratusan juta, sementara ledakan dari inti galaksi aktif terjadi dalam periode yang lebih singkat.
Editor: Dini Listiyani