Mars Berputar Lebih Cepat, Ilmuwan Tak Yakin dengan Penyebabnya

JAKARTA, iNews.id - Ilmuwan dibuat bingung dengan fakta Mars berputar lebih cepat. Setiap tahun, putaran Planet Merah tiu semakin cepat. 

Sebagaimana dikutip dari Live Science, putaran Mars sudah mencapai 4 miliarcseconds per tahun. Akibatnya, satu hari di Mars semakin pendek sepersekian mili detik setiap tahunnya. 

Baca Juga

Teori Baru: NASA Diklaim Temukan Bukti Kehidupan di Mars 50 Tahun Lalu

Fakta baru soal Mars terungkap berkat data dari misi InSight NASA yang selama empat tahun melalukan pemantauan, sebelum akhirnya kehabisan daya pada Desember 2022. Temuan ini tentu membuat para ilmuwan kebingungan. 

Para ilmuwan tidak yakin 100 persen penyebab percepatan. Tapi, mereka memiliki beberapa dugaan penyebabnya. Salah satunya akumulasi es di kutub planet, yang menyebabkan sedikit perubahan dalam distribus massanya. 

Mereka juga berhipotesis, percepatan itu bisa terjadi karena fenomena yang disebut post-glacial rebound, di mana daratan muncul setelah ribuan tahun terkubur di bawah es. Pergeseran bertahap kemungkinan cukup mengubah rotasi Mars dalam rentang waktu yang lama. 

Selain melacak putaran planet, data InSight memberikan pandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di inti Mars. Setelah menganalisisnya, para ilmuwan menemukan inti Mars memiliki radius sekitar 1.850 km, lebih kecil dari inti Bumi 3.485 km, tapi lebih besar proporsinya terhadap planet. 
  
Studi tersebut juga mengungkapkan inti ini tidak seragam. Sebaliknya, mereka memiliki daerah dengan kerapatan lebih tinggi atau lebih rendah, menyebabkan material cairnya "bubur" saat Mars berputar.

Ini, menunjukkan, bisa menjadi alasan lain yang mungkin untuk percepatan putaran Mars. Tapi bagaimanapun, teka teki kenapa Mars bisa berutar lebih cepat masih menjadi misteri yang belum sepenuhnya terpecahkan.

"Kami telah menhabiskan banyak waktu dan energi untuk mempersiapkan percobaan dan mengantisipasi penemuan-penemuan ini. Namun meskipun demikian, kami masih terkejut sepanjang jalan," kata salah satu ilmuwan Sebastien Le Maistre.

Editor: Dini Listiyani