Mengatasi Stres, Keluarga di Florida Gugat NASA karena Potongan ISS Tabrak Rumah
JAKARTA, iNews.id - Keluarga di Florida melayangkan gugatan kepada NASA. Mereka ingin mencari kompensasi setelah sepotong sampah luar angkasa jatuh dari langit dan menabrak atap rumah mereka.
Beruntung, tidak ada korban luka dalam insiden itu. Meskipun pengacara keluarga di Florida itu mengatakan konsekuensi dari kasus itu lebih dari sekadar perbaikan kerusakan.
Peningkatan signifikan dalam peluncuran roket dan operasi luar angkasa dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan peningkatan besar-besaran puing-puing yang melayang di Orbit Bumi Rendah, sehingga meningkatkan risiko tabrakan di luar angkasa dan berpotensi menimbulkan bahaya bagi mereka yang berada di darat.
Meski sebagian besar sampah antariksa ini kemungkinan besar akan terbakar di atmosfer Bumi, insiden ini menjadi pengingat akan apa yang bisa terjadi jika sisa-sisa sampah tersebut tetap bertahan saat dibuang ke Bumi.
Dalam kasus ini, objek yang melanggar diidentifikasi NASA sebagai bagian dari tiang penyangga yang digunakan untuk memuat sekumpulan baterai bekas ke palet kargo di International Space Station (ISS). Awalnya dibuang dari ISS pada 2021, benda seharusnya tidak berbahaya saat masuk kembali, tapi pecahannya tetap utuh dan akhirnya jatuh tepat di atas rumah keluarga Otero di Naples, Florida.
“Klien saya mencari kompensasi yang memadai untuk mengatasi stres dan dampak peristiwa ini terhadap kehidupan mereka. Mereka bersyukur tidak ada yang mengalami luka fisik akibat insiden ini, namun situasi ‘nyaris celaka’ seperti ini bisa menjadi bencana besar,” kata pengacara keluarga Mica Nguyen Worthy.
Menurut pernyataan dari firma hukum Cranfill Sumner, setidaknya satu anggota muda keluarga Otero ada di rumah saat terjadi benturan. “Jika puing-puing itu terlempar beberapa meter ke arah lain, bisa saja terjadi cedera serius atau kematian,” kata Worthy.
AFP melaporkan keluarga tersebut menuntut ganti rugi lebih dari 80.000 dolar AS, meskipun Worthy menegaskan hasil dari kasus ini dapat membantu menetapkan protokol untuk menangani insiden terkait sampah luar angkasa di masa depan.
“Di sini, pemerintah AS, melalui NASA, mempunyai kesempatan untuk menetapkan standar atau ‘menetapkan preseden’ mengenai seperti apa seharusnya operasi luar angkasa yang bertanggung jawab, aman, dan berkelanjutan,” katanya.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2022, permasalahan sampah luar angkasa kini begitu parah sehingga terdapat 10 persen kemungkinan seseorang di Bumi akan terbunuh akibat jatuhnya puing-puing dalam dekade berikutnya.
Editor: Dini Listiyani