Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : NASA Buka Suara usai Kim Kardashian Bilang Manusia Mendarat di Bulan Kebohongan Besar
Advertisement . Scroll to see content

Menguak Misteri Letusan di Asteroid Bennu

Rabu, 11 Desember 2019 - 06:54:00 WIB
Menguak Misteri Letusan di Asteroid Bennu
OSIRIS-REx milik NASA menemukan sesuatu yang mengejutkan usai tiba di asteroid Bennu. (Foto: Engadget)
Advertisement . Scroll to see content

CALIFORNIA, iNews.id - Pesawat luar angkasa OSIRIS-REx milik NASA menemukan sesuatu yang mengejutkan usai tiba di asteroid Bennu. OSIRIS-REx menemukan batu luar angkasa tersebut mengeluarkan partikel dari permukaannya.

OSIRIS-REx telah mensurvei Bennu sejak tiba pada 3 Desember 2018. Pesawat luar angkasa bertujuan untuk menemukan situs landing bebas batu.

Berdasarkan pengamatan sejauh ini, para ilmuwan memiliki beberapa teori tentang letusan partikel. Salah satunya adalah serpihan kecil batu luar angkasa yang disebut meteorid yang menyerang Benny mencabut partikel-partikel.

Penjelasan lain adalah fraktur stres termal. Suhu permukaan Bennu berfluktuasi secara luas selama rotasi 4,3 jam, yakni saat hangat ketika terkena sinar matahari.

Pada malam, asteroid menjadi sangat dingin. Hal itu bisa menyebabkan batu pecah dan menumpahkan partikel-partikelnya ke permukaan.

Dikutip dari Engadget, Rabu (11/12/2019), OSIRIS-REx juga menemukan air di Bennu dan itu mungkin dilepaskan dari tanah liat di atas batu saat dipanaskan. Menurut NASA, ini dapat menyebabkan agitasi permukaan, menyebabkan partikel meletus.

Kendati demikian, ledakan mini telah memberi NASA teori baru untuk diuji dan para ilmuwan berharap benar-benar mengumpulkan beberapa partikel yang terlontar saat sampel diambil. "Materi yang dikembalikan ke bumi dari Bennu hampir pasti akan meningkatkan pemahaman kita tentang asteroid," kata NASA.

Setelah lokasi sampel diambil pada musim panas 2020, pesawat luar angkasa Lockheed Martin yang dirancang akan turun ke permukaan hanya dengan seperempat mil per jam. NASA berharap untuk mengumpulkan sampel beberapa ons hingga hampir empat setengah pound material, yang akan dikirim ke bumi pada September 2023.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut