Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sepasang Black Hole Supermasif Terjauh Terdeteksi, Masing-Masing Sebesar 50 Juta Matahari
Advertisement . Scroll to see content

Monster Black Hole Diduga Bunuh Galaksi Induk, Begini Penjelasannya

Sabtu, 04 Juni 2022 - 07:13:00 WIB
Monster Black Hole Diduga Bunuh Galaksi Induk, Begini Penjelasannya
Monster Black Hole Diduga Bunuh Galaksi Induk (Foto: STScI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bukti lebih lanjut beberapa black hole monster telah membunuh pembentukan bintang di galaksi mereka telah terungkap. Bukti terungkap dalam sebuah penelitian yang mengintip kembali 12,5 miliar tahun ke awal alam semesta. 

Bintang-bintang terbentuk saat awan dingin dari molekul gas hidrogen runtuh, terfragmentasi dan mengembun. Proses pembentukan bintang berlanjut di Bima Sakti, seperti yang terjadi di banyak galaksi lain. 

Tapi, beberapa seperti galaksi elips besar, tampaknya telah mengakhiri pembentukan bintangnya miliaran tahun lalu. Para astronom telah menduga feed back, dalam bentuk radiasi kuat yang dipancarkan materi berputar-putar di sekitar black hole supermasif di pusat galaksi, dapat memanaskan gas molekul di galaksi itu dan mencegahnya runtuh untuk membentuk bintang. 

Bahkan, mungkin bisa meniupkan gas itu keluar dari galaksi sepenuhnya. Galaksi seperti itu digambarkan sebagai merah dan mati. Karena, begitu pembentukan bintang mati, satu-satunya bintang yang tersisa adalah bintang merah dingin yang berumur panjang, sebagaimana dikutip dari Space. 

Sementara ada banyak bukti tidak langsung umpan balik dari lubang hitam dapat menekan pembentukan bintang, para astronom masih menunggu pengamatan konklusif dari proses ini terjadi dan bekerja untuk memahami bagaimana hal itu terjadi. Sekarang, tim peneliti telah menunjukkan bahwa galaksi di alam semesta awal yang telah berhenti membentuk bintang memiliki lubang hitam pusat yang lebih aktif daripada di galaksi yang masih membentuk bintang.

Tim yang dipimpin oleh Kei Ito dari SOKENDAI (Universitas Pascasarjana untuk Studi Lanjutan) di Jepang, menjelajahi arsip Survei Evolusi Kosmik (COSMOS) untuk menemukan galaksi-galaksi jauh untuk menguji hipotesis lubang hitam aktif dan galaksi merah-mati terhubung. 

COSMOS melibatkan beberapa teleskop terbesar dan paling kuat, seperti Teleskop Subaru di Hawaii, teleskop radio Very Large Array di New Mexico, Teleskop Luar Angkasa Hubble dan teleskop sinar-X XMM-Newton Badan Antariksa Eropa.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut