Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tragis! 3 Astronaut China Terlantar di Luar Angkasa gegara Tabrak Puing Antariksa
Advertisement . Scroll to see content

NASA Gabung Dalam Perburuan Fenomena Udara Tak Dikenal

Jumat, 10 Juni 2022 - 06:54:00 WIB
NASA Gabung Dalam Perburuan Fenomena Udara Tak Dikenal
NASA Gabung Dalam Perburuan Fenomena Udara Tak Dikenal (Foto: NASA)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - NASA telah mengatur tim ilmuwan untuk menghabiskan 9 bulan mengevaluasi fenoma udara tak dikenal atau UAP. Studi yang akan dimulai awal musim gugur akan menjawab berbagai pertanyaan terkait penampakan benda-benda langit yang belum teridentifikasi sebagai pesawat terbang atau kejadian alam lainnya. 

Pertanyaan-pertanyaan itu termasuk mengevaluasi data apa yang sudah ada yang harus dianalisis komunitas ilmiah dan bagaimana menerapkan kecerdasan buatan dan teknologi pembelajaran mesin untuk masalah UAP.

Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi NASA untuk Direktorat Misi Sains, mengatakan pada pertemuan Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional, Badan Studi Luar Angkasa Teknik dan Kedokteran pada Kamis (9 Juni). Agensi memang membuat satu hal menjadi jelas.

"Tidak ada bukti UAP berasal dari luar bumi," kata NASA dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip dari Space. 

Selain komentar singkat Zurbuchen tentang program baru, NASA mengumumkan badan tersebut akan mengadakan konferensi pers. Zurbuchen meluncurkan penilaian baru selama diskusi tentang penelitian berisiko tinggi dan berdampak tinggi, sebagaimana NASA menyebutnya. 

Secara khusus, dia mendefinisikan penelitian ini sebagai karya yang bertentangan dengan kebijaksanaan sains konvensional saat ini, tetapi dapat secara mendalam membentuk kembali cara kita berpikir tentang dunia.

"Bayangkan seorang mahasiswa pascasarjana di suatu tempat yang berdiri melihat data mereka dan tiba-tiba, mereka menemukan apa pun yang mereka temukan dalam data bertentangan dengan beberapa pemimpin di lapangan," kata Zurbuchen. 

"Sangat sulit untuk mendukung mahasiswa pascasarjana untuk menerbitkannya, dan saya ingin Anda tahu itulah yang kami inginkan terjadi, karena itu lebih baik untuk sains daripada mengambil lingkaran di sekitar itu."

Zurbuchen menyebut pekerjaan panel baru ini sebagai portofolio "bersih dan kokoh dalam risiko tinggi, penelitian berdampak tinggi". Panel akan dipimpin oleh David Spergel, astrofisikawan di Universitas Princeton, dibantu oleh Daniel Evans, asisten wakil administrator asosiasi untuk penelitian di NASA.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut