Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Lupakan Perang, Rusia dan AS Kerja Sama Bikin Matahari Buatan Terbesar di Dunia
Advertisement . Scroll to see content

Pecahkan Rekor Lagi, Matahari Buatan Korsel Pertahankan Suhu 180 Derajat Fahrenheit Selama 48 Detik

Senin, 15 April 2024 - 12:05:00 WIB
Pecahkan Rekor Lagi, Matahari Buatan Korsel Pertahankan Suhu 180 Derajat Fahrenheit Selama 48 Detik
Matahari Buatan Korsel (Foto: KFE)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Matahari buatan Korea Selatan (Korsel) telah mencetak reokor fusi baru. Rekor dicetak usai memanaskan lingkaran plasma hingga 180 derajat fahrenheit selama 48 detik. 

Reaktor  Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR) memecahkan rekor dunia sebelumnya. Reaktor yang sama sebelumnya mencetak rekor 31 detik pada 2021. 

Terobosan ini merupakan langkah kecil tapi mengesankan dalam perjalanan panjang menuju sumber energi bersih yang hampir tak terbatas, sebagaimana dikutip dari Space.com.

Para ilmuwan telah mencoba memanfaatkan kekuatan fusi nuklir, proses pembakaran bintang selama lebih dari 70 tahun. Dengan menggabungkan atom hidrogen untuk menghasilkan helium di bawah tekanan dan suhu yang sangat tinggi, bintang deret utama mengubah materi menjadi cahaya dan panas, menghasilkan energi dalam jumlah besar tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah radioaktif yang bertahan lama.

Namun mereplikasi kondisi yang ditemukan di dalam jantung bintang bukanlah tugas yang mudah. Desain reaktor fusi yang paling umum, tokamak  bekerja dengan memanaskan plasma dan menjebaknya di dalam ruang reaktor berbentuk donat dengan medan magnet yang kuat.

Menjaga kumparan plasma yang bergejolak dan sangat panas di tempatnya cukup lama agar fusi nuklir dapat terjadi merupakan proses yang sangat melelahkan. Ilmuwan Soviet Natan Yavlinsky merancang tokamak pertama pada 1958, namun belum ada yang berhasil menciptakan reaktor yang mampu mengeluarkan lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan.

Salah satu hambatan utama adalah bagaimana menangani plasma yang cukup panas untuk melebur. Reaktor fusi memerlukan suhu yang sangat tinggi, berkali-kali lipat lebih panas dari Matahari karena reaktor fusi harus beroperasi pada tekanan yang jauh lebih rendah dibanding yang terjadi secara alami di dalam inti bintang. 

Inti Matahari, misalnya, mencapai suhu sekitar 27 juta F (15 juta C) namun memiliki tekanan yang kira-kira sama dengan 340 miliar kali tekanan udara di permukaan laut di Bumi.

Memasak plasma pada suhu tersebut adalah bagian yang relatif mudah, namun menemukan cara untuk menahannya agar tidak terbakar melalui reaktor tanpa merusak proses fusi secara teknis rumit. Ini biasanya dilakukan dengan laser atau medan magnet.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut