Rover Opportunity Mars Belum Kirim Sinyal ke Bumi

CALIFORNIA, iNews.id - Sinyal yang diterima oleh DSS-54, salah satu anten Deep Space Network NASA memberikan harapan rover Opportunity mungkin telah terbangun.

Rover Mars tiba-tiba diam pada 10 Juni di tengah badai debu yang menyelimuti Planet Merah. Sejak itu, NASA telah melakukan banyak upaya untuk menghubungi rover namun belum mendapat respons.

NASA berharapa rover Opportunity akan menghubungi mereka. Namun, sebuah akun bot @dns_status yang menyediakan update berdasarkan Deep Space Network JPL, men-tweet pembaruan yang menyarankan Opportunity mungkin telah terbangun dari tidurnya yang disebabkan oleh debu.

Tidak banyak informasi yang didapat, tapi tampaknya DSS-54 menerima data dari Opportunity sekitar 1 p.m. PST. Data tersebut ditransmisikan dengan kecepatan 11 byte per detik, sebagaimana dikutip Cnet, Sabtu (17/11/2018).

Managing editor di NASA Spaceflight Chris Gebhardt, menyarankan peringatan diperlukan dan sinyal mungkin hanya 'data hantu' dari salah satu pesawat luar angkasa di orbit sekitar Mars. Sayangnya, tak lama setelah pendeteksian, JPL NASA mengirim pembaruan di Twitter.

Investigasi NASA menunjukkan, sinyal itu bukan dari Opportunity dan memberikan beberapa kejelasan. Dalam tweet berikutnya dijelaskan, data uji atau false positive bisa membuatnya terlihat seperti pesawat luar angkasa yang aktif di situs Deep Space Network, padahal itu mungkin bukan.

"Seperti yang telah terjadi sebelumnya, itu bisa menjadi Sinyal Doppler bergeser yang berasal dari Mars Reconnaissance Orbiter yang berasal dari Mars Reconnaissance Orbiter yang memiliki frekuensi yang sangat dekat dengan sinyal Opportunity," kata Petugas Dukungan Operasi NASA Glen Nagle di Canberra Deep Space Communication Complex.

DSS-54, yang melaporkan false-positive adalah antena parabola - teleskop radio besar - bagian dari Kompleks Komunikasi Luar Angkasa Madrid, yang terletak di Spanyol.

DSS-54 merupakan bagian dari Deep Space Network NASA, yang menampilkan situs-situs di Goldstone, Amerika Serikat, dan Canberra, Australia. Situs-situs tersebut memantau jangkauan pesawat ruang angkasa NASA dan penjelajah robotik di seluruh tata surya.

Editor: Dini Listiyani