Sinyal Radio Super Cepat Terdeteksi, Diprediksi Berjarak 8 Miliar Tahun Cahaya dari Bumi
JAKARTA, iNews.id - Sinyal radio misterius kembali terdeteksi. Kali ini disebut sebagai ultra-fast radio burst, jenis Fast Radio Bursts (FRB) baru yang menurut tim peneliti hanya berlangsung selama sepersejuta detik atau kurang.
Sinyal misterius merupakan FRB tertua dan terjauh yang pernah diamati sepanjang sejarah. Sinyal diprediksi berasal dari 8 miliar tahun cahaya dari Bumi, sebagaimana dikutip dari Science Alert.
Secara tradisional, FRB diketahui hanya mampu bertahan seperseribu detik. Tapi, penelitian didasarkan pada studi 2021 yang berhipotesis FRB mungkin bertahan selama sepersejuta detik.
Saat ini astronom terus melakukan penelitian terhadap sinyal tersebut. Mereka menggabungkan data-data yang baru saja diperoleh. Data-data ini sudah didapatkan di tahun-tahun sebelumnya.
"Selama pertemuan kelompok, kami sering membicarakannya. Secara kebetulan, saya menemukan bahwa ada kumpulan data publik yang dapat kami gunakan untuk ini," kata salah satu astronom Mark Snelders.
Untuk penelitian, tim dapat memperoleh data selama 5 jam tentang FRB yang dikenal sebagai FRB 20121102A yang ditemukan pada November 2012 dan terletak sekitar tiga miliar tahun cahaya dari Bumi, serta dianggap sebagai FRB berulang pertama yang diketahui.
Data diperoleh dari proyek Breakthrough Listen, yang merupakan kolaborasi ilmiah sedunia dengan tujuan menemukan bukti kecerdasan luar Bumi, dengan data yang secara spesifik berasal dari bagian Breakthrough Listen di Green Bank dari Open Data Archive.
Usai memperoleh data, tim mengambil 30 menit pertama dan membagi setiap detik menjadi 500.000 gambar terpisah. Lalu menggabungkan machine learning dan filter perangkat lunak untuk mengisolasi outlier dalam data guna mengidentifikasi delapan semburan radio ultra cepat yang hanya berlangsung sepersepuluh juta detik.
Sebagai konteks, sepersejuta detik setara dengan 0,0000001 detik. Para peneliti mencatat, dalam mendeteksi dan mengkarakterisasi semburan berdurasi mikrodetik ini, terdapat populasi semburan radio ultra-cepat yang tidak ditemukan dalam pencarian FRB lapangan luas karena resolusi waktu yang tidak mencukupi.
Hasil ini menunjukkan bahwa FRB lebih sering terjadi dan dengan keragaman yang lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini tentu dapat memengaruhi pemahaman tentang energi, waktu tunggu, dan distribusi laju ledakan.
Meskipun masih ada pertanyaan mengenai bagaimana semburan radio ultra-cepat ini dihasilkan, tim berharap dapat mengidentifikasi lebih banyak semburan radio ultra-cepat di masa depan.
Namun, kesulitannya terletak pada menemukan file data yang mampu dipecah menjadi 500.000 gambar terpisah per detik, karena beberapa file tidak memiliki spesifikasi yang diperlukan untuk memungkinkan pemisahan tersebut.
Tujuan jangka panjang tim ini adalah menggunakan data FRB untuk memetakan ruang yang ada antara bintang dan galaksi, yang mereka harap akan membantu mereka mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang interaksi antara galaksi dan gas di lingkungan sekitarnya.
Editor: Dini Listiyani