Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : NASA Buka Suara usai Kim Kardashian Bilang Manusia Mendarat di Bulan Kebohongan Besar
Advertisement . Scroll to see content

Terbengkalai Selama 37 Tahun, Mesin Pendorong Voyager 1 Kembali Aktif

Minggu, 03 Desember 2017 - 21:00:00 WIB
Terbengkalai Selama 37 Tahun, Mesin Pendorong Voyager 1 Kembali Aktif
Terbengkalai Selama 37 Tahun, Mesin Pendorong Voyager 1 Kembali Aktif (Foto: NASA)
Advertisement . Scroll to see content

CALIFORNIA, iNews.id - Setelah "tertidur" selama 37 tahun, satu set mesin pendorong pesawat luar angkasa Voyager 1 bisa berfungsi kembali.

Voyager 1 merupakan pesawat antariksa terjauh dan tercepat NASA. Pesawat luar angkasa yang telah terbang selama 40 tahun ini, mengandalkan perangkat kecil yang disebut pendorong untuk mengarahkan dirinya, sehingga bisa berkomunikasi dengan Bumi.

Mesin pendorong ini menyala dengan pulse atau puffs, yang hanya berlangsung dalam hitungan milidetik. Kini, tim Voyager mampu menggunakan satu set dari empat pendorong cadangan yang terbengkalai sejak 1980.

"Dengan pendorong ini, yang masih berfungsi setelah 37 tahun tanpa penggunaan, kita akan memperpanjang umur pesawat luar angkasa Voyager 1 hingga tiga tahun," kata Suzanne Dodd, manajer proyek Voyager di Jet Propulsion Laboratory NASA.

Sebagaimana dikutip iNews.id dari halaman NASA, Minggu (3/12/2017), sejak 2014, para engineer telah memperhatikan bahwa pendorong yang digunakan Voyager 1 untuk mengarahkan pesawat yang disebut 'attitude control thrusters'  telah memprihatinkan.

Seiring waktu, pendorong membutuhkan lebih banyak puff untuk mengeluarkan energi dalam jumlah yang sama. Pada jarak 13 miliar mil dari Bumi, tidak ada bengkel mekanik terdekat untuk melakukan tune-up.

Tim Voyager mengumpulkan sekelompok ahli propulsion di Jet Propulsion Laboratory NASA, Pasadena, California untuk mempelajari masalahnya. Chris Jones, Robert Shotwell, Carl Guernsey dan Todd Barber menganalisis opsi dan meramalkan bagaimana pesawat akan merespons dalam skenario yang berbeda.

Pada akhirnya, mereka menyetujui sebuah solusi yang tidak biasa, yakni mencoba memberikan tugas orientasi ke seperangkat pendorong yang terbengkalai selama 37 tahun itu.

"Tim penerbangan Voyeger menggali data puluhan tahun dan memeriksa software yang dikodekan dalam bahasa assembler yang sudah ketinggalan zaman, untuk memastikan kita bisa dengan aman menguji pendorongnya," kata Jones, chief engineer di JPL.

Pada masa awal misi, Voyager terbang ke Jupiter, Saturnus, dan masing-masing bulan penting planet itu. Agar akurat menerbangkan dan mengarahkan instrumen pesawat di hamparan target, para engineer menggunakan manuver koreksi lintasan atau TCM, yang terletak di sisi belakang pesawat luar angkasa.  

Akan tetapi, lantaran pertemuan terakhirnya dengan Saturnus, tim Voyager tidak perlu menggunakan TCM dalam mode pernerbangan lebih kontinu.

Semua pendorong Voyager oleh Aerojet Rocketdyne. Jenis pendorong yang sama, yang disebut MR-103 juga terbang di pesawat antariksa NASA lainnya, seperti Cassini dan Dawn.


Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut