Terungkap, Rahasia Kelelawar Vampir Bertahan Hidup dengan Darah

CALIFORNIA, iNews.id - Kelelawar vampir mungkin bukan hewan yang menggemaskan bagi sebagian orang. Pasalnya, sumber makanan dari kelelawar vampir ini adalah darah.
Para peneliti tampaknya berhasil mengungkap rahasia di balik selera unik makanan kelelawar vampir tersebut dengan cara memetakan genome lengkap kelelawar vampir untuk pertama kalinya.
Untuk lebih memahami makhluk-makhluk ini bisa bertahan hidup hanya dengan darah, ilmuwan internasional menganalisis genom kelelawar vampir umum bersama dengan mikrobanya. Mereka menemukan, mikrobiom kelelawar vampir tidak seperti kelelawar karnivora, serangga, dan kelelawar pemikat.
Adaptasi dalam genom dan microbiome terkait dengan proses metabolisme dan sistem kekebalan tubuh secara dramatis berbeda dari spesies lainnya.
Kelelawar vampir, misalnya, dilengkapi dengan sejumlah besar bakteri pelindung, yang menghasilkan zat antivirus untuk melindungi mereka dari patogen.
"Dalam kelelawar vampir, mikrobiom tidak hanya membantu memproses makanan miskin gizi, yang sulit dicerna oleh si inang. Namun juga berkontribusi untuk pertahanan terhadap virus yang ditularkan melalui darah," kata mantan mahasiswa PhD di Leibnoiz-IZW dan kini postdoctoral di Universitas Oxford Dr Marina Escalera-Zamudio yang dikutip iNews.id dari Science Alert, Kamis (22/2/2018).
"Ini merupakan contoh bagus dari saling ketergantungan antara host dan komunitas bakteri selama proses evolusioner," lanjutnya.
Para peneliti menduga makhluk tersebut mungkin telah berhasil menjalani diet darah eksklusif, dimulai dengan serangga goresan darah. Ini termasuk kutu dan nyamuk.
Dengan melakukan ini, kelelawar vampir mungkin telah memaksa evolusioner dengan mengurangi persaingan mereka dan memperluas sumber makanan mereka yang tersedia.
"Keindahannya ialah jika mereka memecahkan kode diet darah- dan mereka melakukannya- maka makanan menjadi sangat banyak, dengan persaingan yang tidak terlalu banyak, Ini kemenangan evolusioner yang besar," kata rekan penulis Tom Gilbert.
Editor: Dini Listiyani