Tim Astronom Temukan Sinar Laser Kuat di Luar Angkasa
JAKARTA, iNews.id - Tim astronom internasional yang dipimpin Marcin Glowacki mendeteksi laser gelombang radio paling kuat sepanjang sejarah, dikenal sebagai megamaser di luar angkasa. Seperti apa itu?
Megamaser ini adalah yang paling jauh yang pernah diamati, yakni pada jarak 5 miliar tahun cahaya dari Bumi. Cahayanya mampu menembus jarak 58 ribu miliar kilometer.
Glowacki dan tim mengamati megamaser ini menggunakan teleskop MeerKAT milik South African Radio Astronomy Observatory. MeerKAT adalah singkatan dari Karoo Array Telescope, didahului oleh kata Afrikaans untuk “lebih.”
"Ini adalah megamaser hidroksil pertama yang diamati MeerKAT. Megamaser tercipta ketika dua galaksi bertabrakan satu sama lain," kata Glowacki, Minggu (17/4/2022).
"Ketika galaksi bertabrakan, gas yang dikandungnya menjadi sangat padat dan dapat memicu sinar cahaya terkonsentrasi untuk menembak keluar," ujarnya.
Glowacki dan tim menjuluki megamaser ini sebagai Nkalakatha. Dalam bahasa Zulu, bahasa Bantu Suku Zulu di Afrika Selatan, artinya "bos besar."
Para astronom mendeteksi megamaser pada malam pertama survei yang berlangsung lebih dari 3.000 jam waktu pengamatan menggunakan MeerKAT.
"Sangat mengesankan bahwa, hanya dengan satu malam pengamatan, kami telah menemukan megamaser yang memecahkan rekor. Ini menunjukkan betapa bagusnya teleskop itu," ujar Glowacki.
Teleskop MeerKAT yang terletak di wilayah Karoo, Afrika Selatan sendiri mencakup 64 piringan radio dan telah beroperasi sejak Juli 2018. Teleskop yang kuat ini peka terhadap cahaya radio yang redup.
MeerKAT adalah pendahulu dari Square Kilometer Array lintas benua, atau SKA, teleskop yang sedang dibangun di Afrika Selatan dan Australia. Array tersebut akan mencakup ribuan antena hingga 1 juta antena frekuensi rendah dalam upaya membangun teleskop radio terbesar di dunia.
Setelah temuan ini, Glowackimengatakan akan terus menggunakan MeerKAT untuk mengamati area sempit di langit secara dekat dan mencari elemen sama yang dimata-matai di megamaser. Ini dilakukan untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana semesta berevolusi.
"Kami memiliki pengamatan lanjutan dari megamaser yang direncanakan dan berharap untuk membuat lebih banyak penemuan," kata Glowacki.
Editor: Dani M Dahwilani