4 Daerah Indonesia Sulit Ditaklukan saat Penjajahan Belanda, Termasuk Bali dan Tapanuli
Meskipun dengan senjata serta prajurit yang seadanya, rupanya ada banyak daerah di Indonesia yang sulit ditaklukan saat masa penjajahan Belanda.
Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun. Meskipun pada saat itu para penjajah sudah menggunakan sistem persenjataan yang jauh lebih canggih, namun luasnya wilayah Indonesia membuat tidak semua berhasil dikuasai Belanda.
Berikut daerah Indonesia yang sulit ditaklukan Belanda pada saat masa penjajahan, dirangkum iNews.id Selasa (6/11/2021).
1. Aceh
Daerah Indonesia sulit ditaklukan saat penjajahan Belanda yang pertama adalah Aceh. Pada saat itu, Aceh merupakan salah satu wilayah Indonesia yang bisa dikatakan paling “ngeyel” dan paling tangguh untuk ditaklukan penjajah.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Aceh, para tentara Belanda harus mendapat perlawanan sengit dari para pejuang Aceh. Alhasil, mereka baru bisa menguasai sebagian Aceh di tahun 1912, dan setelah itu Aceh yang sudah lemah dikuasai sepenuhnya sejak tahun 1914. Tapi itu penguasaan itu tidak mutlak, karena perlawanan kecil-kecilan masih terus terjadi hingga para tentara Belanda kehabisan tenaga dan sumber daya.
2. Nias
Nias termasuk daerah Indonesia susah ditaklukan saat penjajahan Belanda. Jauh sebelum Belanda masuk ke wilayah Nias, suku Nias sudah dikenal sebagai bangsa petarung. Bahkan saat Belanda datang di tahun 1825, Suku Nias langsung meneror mereka dengan kemampuannya yang menakjubkan.
Sejak saat itu, Belanda rutin mendatangkan pasukan dan pasokan senjata-senjata modern untuk melawan “keganasan” para petarung Nias. Tapi tetap saja, suku Nias terlalu tangguh hingga mereka kepayahan.
Nias berhasil masuk ke dalam deretan daerah Indonesia sulit ditaklukan saat penjajahan Belanda, pasalnya selama 90 tahun Belanda benar-benar dibuat repot oleh para pejuang Nias, dan mereka hanya bisa menguasai Nias selama 30 Tahun saja.
3. Bali
Selain Aceh dan Nias, Bali juga masuk ke dalam daftar daerah Indonesia sulit ditaklukan saat penjajahan Belanda. Sejak tentara Belanda menginjakkan kakinya di tahun 1846, warga Bali terus melakukan perlawanan sengit.
Bahkan di awal kedatangannya, Belanda benar-benar dibuat pusing oleh ketangguhan para pejuang Bali. Tidak mau kehilangan muka, penjajah Belanda melancarkan strategi kotor yang selama ini berhasil digunakan untuk menaklukan sebagian besar wilayah Indonesia, yakni “devide et impera” alias strategi adu domba. Strategi kotor inilah yang membuat para pejuang Bali menjadi lengah.
4. Tapanuli
Tapanuli masuk ke dalam daerah Indonesia sulit ditaklukan saat penjajahan Belanda, hal ini tidak lepas dari gigihnya perlawanan Kerajaan Batak atas aksi penjajahan yang mereka lakukan.
Perang melawan penjajah yang dimulai sejak tahun 1878 ini, baru berakhir di tahun 1907, setelah Raja Sisingamangaraja XII berhasil dikalahkan penjajah dengan perlawan sengit. Sang raja gugur bersama pasukannya setelah menjalani pertempuran sengit dan brutal demi mempertahankan kawasan Tapanuli dari gempuran penjajah Belanda kala itu.
Editor: Dyah Ayu Pamela