3 Traveler Terkuat Sepanjang Sejarah Dunia, Ada Orang Indonesia

JAKARTA, iNews.id - Tiga traveler terkuat sepanjang sejarah yang akan dibahas berikut ini pasti bakal membuat Anda terpukau. Apalagi jika salah satu di antaranya adalah orang Indonesia.
Traveling atau menjelah untuk tujuan tertentu sudah dilakukan manusia sejak lama. Jika menilik sejarah, ada nama-nama seperti Marcopolo, Columbus, hingga Ibnu Batutah yang menjelajahi berbagai belahan dunia demi kejayaan, agama, perdagangan, dan ilmu pengetahuan.
Namun di era modern, ada sejumlah penjelajah atau traveler yang bisa disebut terkuat di dunia. Pasalnya, mereka menjelajahi dunia hanya dengan bermodalkan jalan kaki saja. Menghabiskan ribuan kilometer dan waktu bertahun-tahun dengan berjalan kaki tentu bukan hal yang bisa dilakukan setiap orang.
Selain itu, yang lebih membanggakan, ada nama orang Indonesia yang ternyata juga pernah menjelajah dunia dengan berjalan kaki.
Dirangkum iNews.id dari berbagai sumber, Sabtu (5/21/2022), inilah 3 traveler terkuat sepanjang sejarah dunia modern:
Seorang pria asal Jepang, Masahito Yoshida, telah berkeliling dunia selama 4,5 tahun dengan berjalan kaki sambil membawa gerobak roda dua yang berisikan barang-barang dan perbekalan. Masahito menempuh perjalanan 40.000 kilometer di empat benua dengan membawa sebuah gerobak. Perjalanannya dimulai pada 2009 silam dari Shanghai, China.
Misi perjalanan keliling dunia dilakukan Masahito demi bisa melihat dan merasakan keajaiban dunia. Tujuan pertamanya saat adalah Cape Roca, Portugal, dan ia mampu tiba di sana pada Agustus 2010. Untuk sampai di Portugal, Masahito menempuh jarak sejauh 16.000 kilometer dengan melalui Asia Tengah dan Eropa.
Ia kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat ke Amerika. Lalu, Masahito yang ketika itu berusia 32 tahun menghabiskan satu tahun dengan berjalan sejauh 6.000 kilometer dari Atlantic City, New Jersey menuju Vancouver, Kanada.
Pada akhir 2011, ia terbang dari Kanada menuju ke Melbourne, Australia Selatan, dan berjalan ke Darwin. Setelah tuntas, Masahito lalu bertolak ke Singapura dan kembali ke titik awal di Shanghai, China.
Setelah beberapa hari istirahat di Shanghai, Masahito kemudian kembali menyeret gerobaknya yang memuat beban 50 kilogram itu untuk melanjutkan perjalanan ke Taiwan, sebelum ia kembali ke Jepang pada Agustus 2013.
Sejak tahun 2013, seorang jurnalis perang asal Amerika Serikat melakukan perjalanan pancang keliling dunia dengan berjalan kaki. Perjalanan yang disponsori oleh National Geographic, Knight Foundation, dan Abundance Foundation itu bertajuk Out of Eden Walk.
Perjalan Paul Salopek diperkirakan menempuh jarak 21.000 mil dimulai dari benua Afrika tepatnya di Ethiopia, melintasi Timur Tengah dan Asia, menyeberang ke Alaska dan menuruni tepi barat Amerika hingga ke ujung selatan Chili di Amerika Selatan.
Proyek tersebut dilakukan untuk melakukan slow journalism yang menyelami kisah-kisah dari setiap peradaban manusia dan kelangsungan budayanya. Tapak demi tapak didedikasikan untuk bertemu dengan manusia-manusia baru dari berbagai macam peradaban, budaya. Perjalanan tersebut diharapkan bisa menghasilkan mosaik global cerita, wajah, suara, dan lanskap yang menyoroti jalur yang menghubungkan manusia satu sama lain.
Pada Oktober 2021, setelah istirahat selama 20 bulan karena pandemi COVID-19, ia berhasil sampai ke Tiongkok dan melanjutkan perjalanannya dan akan menyelesaikan perjalanannya sampai tujuan akhir.
Mungkin banyak orang Indonesia yang belum mengenal sosok Rudolf Lawalata. Sekitar 67 tahun silam, seorang pria asal Maluku tersebut mengawali jejak lahirnya para petualang Indonesia yang berhasrat mengelilingi dunia.
Pada Oktober 1954, Rudolf Lawalata mengawali langkahnya dari Makassar menuju Surabaya, Jawa Timur. Ia tiba di Surabaya pada akhir Oktober dan bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintah guna meminta restu dan dukungan.
Lawalata yang memiliki misi untuk jalan kaki keliling dunia seolah menjadi simbol semangat Indonesia yang baru saja merdeka. Dengan berjalan kaki, ia juga mengemban misi untuk memperkenalkan Indonesia kepada warga dunia. Pada bulan November, Lawalata menapaki Jawa Tengah dan aksinya menginspirasi pemuda lain untuk mengikuti jejaknya.
Nama-nama seperti Saleh Kamah, Sudjono, Darmajati dan Abdullah Balbed bergabung dengan Rudolf Lawalata dan menyasar ke Jakarta untuk meminta restu Bung Karno. Tanpa mengharap bantuan finansial, para pemuda penuh semangat itu hanya ingin minta bantuan administratif seperti visa dan rekomendasi presiden.
Ditulis oleh Majalah Historia, 5 pemuda itu kemudian mendapatkan restu Sukarno dan mulai perjalanan terpisah menuju Singapura, lalu ke Thailand, Myanmar, India, hingga sampai ke Amerika Serikat pada Agustus 1956.
Saleh Kamah dan Damarjati rupanya tak bisa meneruskan perjalanan karena terkena masalah administratif di Ragoon. Sementara Lawalata, Sudjono, dan Abdullah berhasil melewati Burma kemudian menuju India, Asia Barat, dan lanjut menjelajah Eropa.
Itulah 3 traveler terkuat sepanjang sejarah. Mereka mendedikasikan sebagian hidupnya untuk petualangan dan pengalaman luar biasa menapaki bagian-bagian bumi dengan berjalan kaki.
Editor: Komaruddin Bagja