5 Misteri Cadas Pangeran, Terdapat Ular Raksasa sampai Mencari Tumbal

SUMEDANG, iNews.id - Jalan Cadas Pangeran menyimpan beragam rahasia mistis yang terkenal di Indonesia. Mulai dari penampakan ular raksasa sampai mencari tumbal.

Cadas Pangeran merupakan jalan yang letaknya enam kilometer sebelah barat daya kota Sumedang, Jawa Barat. Diketahui, akses Bandung-Cirebon ini dibangun pada zaman kolonial Belanda, Herman Willem Deandles.

Baca Juga

Merinding, Ditemukan Gua Purba Tembus Tuban, Ternyata Dalamnya Ada Fosil Telur Ular

Banyak para pekerja yang dipaksa membuat jalan Cadas Pangeran ini. Namun, tak sedikit pekerja rodi meninggal akibat tuntutan keras gubernur jenderal Hindia Belanda itu.

Penyebab kematiannya, antara lain seperti bekal yang tidak cukup, medan yang berat, alat yang tidak memadai, mengidap penyakit, serta dimakan hewan buas. Terhitung ada 5.000 jiwa tewas dalam mendirikan jalan Cadas Pangeran ini.

Baca Juga

Merinding, Ditemukan Makam Keramat Ular Raksasa Tersembunyi di Atas Bangunan Candi

Dengan demikian, muncul mitos-mitos yang berkembang di masyarakat. Terlebih, Cadas Pangeran dibangun di tengah hutan dengan jalan yang terjal dan curam.

Berikut ini 5 misteri Cadas Pangeran yang telah dihimpun iNews.id, Selasa (21/12/2021).

Baca Juga

Bikin Merinding, Hati-Hati Jalan di Desa Ini Ditemukan Fosil Ular Besar Sedang Bertapa

1. Penampakan Wujud Ular Raksasa

Baca Juga

Rumah Unik Berbentuk Sepatu Raksasa Viral di Boyolali

Misteri yang paling sering diperbincangkan khalayak umum adalah penampakan ular raksasa. Wujud reptil ini kerap muncul di dasar jurang Cadas Pangeran.

Jalan Cadas Pangeran berkelok-kelok di kawasan hutan kian mencekam siapapun yang melintas. Apa lagi kehadiran ular raksasa berjenis piton atau boa ini menambah rasa takut.

Baca Juga

Mengintip Fenomena Unik Sungai Terbalik di Jombang, Ini Penampakannya  

Konon, sosok ular besar inilah yang memangsa para pekerja rodi di kawasan tersebut. Tentu dengan adanya mitos tersebut, diharuskan mawas diri saat melintas di Cadas Pangeran.

2. Arwah Tumbal Mayat

Pada masa pemerintahan Deandles, tak jarang pekerja jalan Cadas Pangeran dijadikan tumbal pembangunan. Sebab, kematian para pembuat jalan ini begitu banyak.

Arwah penasaran ini sesekali gentayangan di tengah jalan Cadas Pangeran. Wujudnya ini menggangu kegiatan masyarakat yang melintas. Pernah sekali waktu pada malam hari, ada sopir angkot yang melihat kehadiran bayangan hitam di kaca mobil. Cerita lainnya, terdapat ibu hamil yang menyaksikan kepala buntung mengikutinya.

3. Dijaga Sosok Tak Kasat Mata

Juru kunci kawasan ini memegang trisula penjaga Cadas Pangeran. Sosok tak kasat mata ini terdiri dari ular, kera, dan harimau.

Dengan demikian, semakin jelas, sosok ular raksasa itu bagian dari penjaga trisula. Pastinya, kera dan harimau turut menyimpan cerita horor di Cadas Pangeran.

Menurut masyarakat sekitar, dipercaya ada perawakan sosok hitam dengan bulunya yang lebat. Ketika hendak didekati, wujudnya semakin besar dan tinggi.

4. Penampakan Gadis di Tepi Jalan

Mitos lain yang berkembang di Cadas Pangeran ialah penampakan gadis di tepi jalan. Perempuan itu dijelaskan memiliki wajah yang rupawan dan kerap melambaikan tangan bermaksud meminta tumpangan.

Kala itu ada seorang tukang ojek mengantarkan perempuan. Kemudian, motor yang dikendarainya tiba-tiba terasa lebih ringan dari sebelumnya. Ketika ditengok ke belakang, gadis itu menghilang begitu saja.

Sebagai informasi, Cadas Pangeran ternyata mempunyai tikungan angker. Pasalnya, pernah ada kecelakaan bus pariwisata yang sebagian besar korbannya adalah perempuan.

5. Permisi ketika Melintas

Kebiasaan masyarakat sekitar ketika hendak melewati Cadas Pangeran adalah permisi. Bentuk permintaan izinnya dengan memberikan rokok ke jurang pinggir jalan.

Dengan begitu, diyakini saat melintas akan aman sampai melewatinya. Sukar dipercaya, tetapi warga setempat sangat mewajarkan hal tersebut.

Kendati demikian, Cadas Pangeran memiliki segudang cerita menarik dari zaman penjajahan. Tentunya harus mengikuti aturan yang berlaku demi mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

Editor: Vien Dimyati